Kisahnya dimulai dari hilangnya jasad seorang perempuan bernama Sofia (Marissa Anita) dari ruang forensik rumah sakit. Sofia sebelumnya dilaporkan tewas secara tidak wajar, dan diketahui memiliki hubungan rumah tangga yang retak dengan suaminya, Jefri (Arya Saloka), seorang mantan dosen yang kini menjabat sebagai direktur di perusahaan milik keluarga istrinya.
Di balik layar pernikahan yang tampak harmonis, Jefri ternyata menjalin hubungan gelap dengan Sarah (Davina Karamoy), mahasiswinya sendiri. Ketika hubungan mereka semakin intens dan tuntutan Sarah kian memberatkan, Jefri memutuskan untuk menyingkirkan Sofia demi melanggengkan perselingkuhan tersebut.
Dengan bantuan Sarah, Jefri menyusun rencana pembunuhan yang rapi. Namun rencana itu berantakan saat jasad Sofia menghilang sebelum proses autopsi dilakukan. Kejadian ini menimbulkan kecurigaan besar, apalagi pihak keluarga Sofia mendesak agar kasus kematiannya diusut tuntas.
Masuklah Arya Pradana (Bront Palarae), seorang penyidik cerdas yang ditugaskan menyelidiki kasus ini. Ia mulai mengumpulkan bukti demi bukti, menyusuri jejak kebohongan, dan berhadapan dengan teka-teki yang tak kunjung jelas. Sementara itu, hubungan Jefri dan Sarah mulai retak akibat tekanan psikologis dan rasa bersalah yang terus menghantui.
Tak hanya menghadirkan unsur thriller, film ini juga menyentuh ranah psikologi, memperlihatkan pergolakan batin para tokohnya. Gangguan mental mulai menghampiri Jefri, dihantui rasa takut akan pembalasan dan kemungkinan bahwa Sofia belum benar-benar mati.
BACA JUGA: 5 Link Nonton Film Waktu Maghrib 2, Saksikan Teror Ummu Sibyan di Seluruh Bioskop Indonesia
Pertanyaan besar pun menggantung sepanjang film: benarkah Sofia telah tewas? Ataukah ia justru tengah menyusun skenario balas dendam untuk membongkar pengkhianatan suaminya? Dan bagaimana bisa jasadnya lenyap tanpa jejak?