Film ini mendapat perhatian luas karena naskahnya telah ditulis sejak 2007, namun baru bisa direalisasikan tahun ini karena menunggu waktu yang tepat. Joko Anwar menyebut film ini sebagai proyek yang “mendesak dan relevan” dengan situasi sosial Indonesia masa kini.
Selain Morgan Oey dan Hana Malasan, film ini juga dibintangi oleh Omara Esteghlal, Satine Zaneta, Fatih Unru, Farandika, Dewa Dayana, hingga Florian Rutters. Mereka menghadirkan dinamika karakter yang kompleks dalam alur cerita yang menegangkan.
Kolaborasi antara rumah produksi lokal Come and See Pictures dengan Amazon MGM Studios juga menjadi nilai lebih dari film ini. Produksi skala internasional ini menandai langkah besar perfilman Indonesia di mata dunia.
Film berdurasi 1 jam 58 menit ini ditujukan untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Karena memuat adegan kekerasan dan tema sensitif, penting untuk memastikan kamu sudah cukup umur sebelum menontonnya.
BACA JUGA: 50 Ucapan Selamat Hari Paskah 2025, Cocok Dibagikan untuk Keluarga hingga Rekan Kerja
Pengepungan di Bukit Duri bukan sekadar tontonan aksi penuh adrenalin, tetapi juga mengajak penonton merenung soal keadilan, pendidikan, hingga kemanusiaan dalam kondisi ekstrem. Karakter Edwin menjadi simbol moralitas yang diuji dalam situasi yang penuh tekanan.
Joko Anwar membuktikan dirinya kembali mampu meramu cerita yang memikat, bukan hanya secara visual, tapi juga dari sisi pesan dan relevansi isu sosial. Film ini digadang-gadang akan menjadi salah satu film terbaik Indonesia di tahun 2025.