Viktor mengingatkan, saat ini keluarga Indoensia dihadapkan pada sejumlah tantangan besar. Pertama, masih tingginya angka stunting di Indonesia menjadi tantangan tersendiri untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas dan kuat. Kedua, belum optimalnya pengetahuan orang tua mengenai pola pengasuhan serta pembinaan tumbuh kembang anak. Di tengah perubahan sosial dan ekonomi yang semakin dinamis, pola pengasuhan anak memerlukan penyesuaian terhadap realitas kehidupan keluarga masa kini.
BACA JUGA: Sudah Rilis di Netflix! Ini Link Nonton Film A Business Proposal Indonesia yang Lagi Viral
Ketiga, rendahnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak turut menjadi kendala di dalam rumah tangga atau keluarga. Data Unicef pada 2021 menunjukkan bahwa 20,9 persen anak-anak di Indonesia kehilangan kehadiran ayah, baik karena disebabkan perceraian, kematian atau pekerjaan ayah yang jauh dari keluarga. “Fenomena ketidakhadiran figur ayah dalam kehidupan anak, baik secara fisik, emosional, maupun psikologis dikenal dengan istilah fatherless,” imbuh Viktor.
Keempat, lemah kualitas hidup lansia dan keterbatasan kemampuan keluarga dalam memberikan pendampingan serta perawatan jangka panjang bagi orang tua.
“Untuk menjawaban tantangan tersebut, Kemendukbangga/BKKBN menyusun quick wins yang terdiri dari lima program. Pertama, Genting menjadi program nasional yang diinisiasi oleh Kementerian sebagai upaya gotong-royong lintas sektoral untuk mempercepat penurunan dan pencegahan stunting di Indonesia,” ungkap Viktor.