Bandung Hadapi Potensi Krisis Sampah, 360 Ton Per Hari Terancam Menumpuk

BeritaBandungRaya.com – Kota Bandung tengah menghadapi ancaman krisis sampah serius menyusul perubahan sistem pengiriman sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.
Perubahan mekanisme dari sistem ritase (jumlah perjalanan truk) menjadi tonase (berat total muatan) membuat volume sampah yang dapat dikirim ke TPA menurun drastis — meninggalkan sekitar 360 ton sampah per hari yang berpotensi menumpuk di dalam kota.

BACA JUGA: Ratusan Driver Ojol di Bandung Raya Deklarasikan Komitmen Jaga Keamanan dan Ketertiban

Kuota Pengiriman Turun Drastis

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Darto, menjelaskan bahwa sebelumnya Bandung mendapat jatah 170 ritase per hari untuk membuang sampah ke TPA Sarimukti.
Namun kini, jatah tersebut dikurangi menjadi 140 ritase atau sekitar 1.200 ton per hari. Setelah sistem berubah menjadi tonase mingguan, kuota Kota Bandung kembali turun menjadi hanya 981 ton per hari.

“Artinya ada selisih sekitar 220 ton yang tidak bisa kami buang ke TPA. Kami sudah mengajukan penambahan kuota hingga 1.200 ton, tapi belum mendapat persetujuan dari Pemprov Jawa Barat,” jelas Darto, Kamis (16/10/2025).

Permohonan Ditolak, Sampah Menumpuk

Permintaan tambahan kuota yang diajukan Pemerintah Kota Bandung belum disetujui, meski daerah lain seperti Kota Cimahi mendapat kelonggaran.
Akibatnya, Bandung kini harus menghadapi tumpukan sekitar 360 ton sampah per hari yang belum dapat diangkut ke TPA, karena kapasitas pengolahan internal DLH baru mampu menuntaskan 160 ton per hari.

“Jika timbulan sampah harian mencapai 1.500 ton dan hanya 981 ton yang bisa dibuang ke TPA, maka sisanya akan menumpuk di kota. Belum lagi TPA Sarimukti tutup setiap Minggu, jadi volume sampah terus meningkat,” kata Darto.