BeritaBandungRaya.com – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengambil langkah serius untuk meningkatkan keamanan penerbangan di seluruh bandara menyusul kecelakaan tragis yang melibatkan pesawat Jeju Air. Otoritas setempat memerintahkan pemasangan kamera pencitraan termal dan radar pendeteksi burung guna mencegah insiden serupa di masa depan.
Langkah ini diambil setelah pesawat Boeing 737-800 Jeju Air nomor penerbangan 7C2216 mengalami kecelakaan fatal di Bandara Internasional Muan pada 29 Desember lalu. Pesawat yang terbang dari Bangkok tersebut gagal mendarat dengan sempurna karena roda pendaratan tidak keluar. Akibatnya, pesawat melakukan pendaratan perut (belly-landing) dan meledak setelah menabrak pembatas beton di ujung landasan.
Kecelakaan tersebut menewaskan 179 penumpang dan tercatat sebagai insiden penerbangan paling mematikan dalam sejarah Korsel. Sebelumnya, kecelakaan besar terakhir yang melibatkan maskapai Korea terjadi pada 1997 saat pesawat Korean Air jatuh di hutan Guam, menewaskan lebih dari 200 orang.
BACA JUGA: Nikmati Malam Valentine Penuh Cinta di The 18th Restaurant and Lounge
Menurut laporan, pilot Jeju Air sempat memperingatkan adanya serangan burung (bird strike) sebelum akhirnya memutuskan untuk membatalkan pendaratan pertama. Namun, pada percobaan kedua, roda pendaratan tetap tidak berfungsi sehingga kecelakaan tak dapat dihindari.
Sebagai tanggapan atas tragedi ini, Kementerian Pertanahan Korea Selatan telah mengumumkan inspeksi keselamatan nasional terhadap bandara dan fasilitas yang menjadi daya tarik bagi burung. Mereka juga akan memasang kamera pencitraan termal di setiap bandara mulai tahun depan untuk mendeteksi ancaman burung yang berpotensi membahayakan penerbangan.
BACA JUGA: ibis Bandung Pasteur Luncurkan Paket Buka Puasa Bertajuk “Colorful Ramadhan”
“Kami akan memastikan bahwa semua bandara dilengkapi dengan teknologi terbaru guna meningkatkan keamanan penerbangan,” ujar juru bicara kementerian dalam pernyataan resmi yang dikutip dari AFP.