12 Maret, Hari yang Mengingatkan Kita Akan Dua Hal Penting Ini

BeritaBandungRaya.com – Setiap tanggal 12 Maret, dunia memperingati dua momentum penting yang berkaitan dengan kesehatan dan kebebasan informasi. Dua peringatan tersebut adalah Hari Glaukoma Sedunia dan Hari Menentang Sensor Siber Dunia. Kedua momen ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mata serta mempertahankan akses bebas terhadap informasi di era digital.

Hari Glaukoma Sedunia: Waspada Ancaman Kebutaan

Hari Glaukoma Sedunia pertama kali ditetapkan oleh Organisasi Glaukoma Sedunia pada tahun 2008 dengan tujuan meningkatkan kesadaran global terhadap glaukoma—salah satu penyakit mata yang menjadi penyebab kebutaan kedua terbanyak di dunia, termasuk di Indonesia.

Baca Juga: Apakah Indonesia Akan Mengalami Gerhana Bulan Total 13-14 Maret 2025? Ini Dampak dan Penjelasan dari Para Ahli Astronomi!

Glaukoma terjadi akibat peningkatan tekanan dalam bola mata yang merusak saraf optik. Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga penderita baru menyadarinya ketika kondisinya sudah parah. Oleh karena itu, pemeriksaan mata secara rutin menjadi kunci utama dalam mendeteksi penyakit ini sejak dini.

Para ahli kesehatan menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap faktor risiko glaukoma, terutama bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa. Peringatan ini bertujuan agar lebih banyak orang memahami bahaya glaukoma dan mengambil langkah-langkah preventif demi menjaga penglihatan mereka.

Hari Menentang Sensor Siber Dunia: Suara untuk Kebebasan Digital

Selain memperingati Hari Glaukoma Sedunia, tanggal 12 Maret juga menjadi momen penting bagi para aktivis digital di seluruh dunia dalam menyoroti isu sensor siber. Hari Menentang Sensor Siber Dunia lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap pembatasan informasi di internet yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah dan korporasi teknologi.

Baca Juga: Jaga Keamanan Masjid dan Ketenangan Jamaah, Baik Foundation Sebar CCTV Gratis di Bulan Ramadan

Sensor siber bisa berupa pemblokiran akses ke situs tertentu, pembatasan konten digital, atau pengawasan ketat terhadap aktivitas daring individu. Meskipun dalam beberapa kasus sensor dilakukan dengan alasan keamanan, banyak pihak menilai bahwa tindakan ini berpotensi menghambat kebebasan berekspresi serta akses terhadap informasi yang seharusnya tersedia untuk publik.