Lebaran Ketupat 2025: Tradisi Unik dan Makna Filosofisnya

BeritaBandungRaya.com – Setelah merayakan Idul Fitri, masyarakat Muslim di berbagai daerah, khususnya di Pulau Jawa, memiliki tradisi unik yang dikenal sebagai Lebaran Ketupat. Perayaan ini berlangsung seminggu setelah Idul Fitri atau tepatnya pada 8 Syawal. Pada tahun 2025, Lebaran Ketupat diperkirakan jatuh pada tanggal 7 April, setelah umat Islam menjalankan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal.

Asal-Usul Lebaran Ketupat

Lebaran Ketupat memiliki akar sejarah yang kuat dalam penyebaran Islam di Nusantara. Tradisi ini diyakini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, sebagai bentuk akulturasi budaya untuk memudahkan masyarakat menerima ajaran Islam.

Pada masa itu, Sunan Kalijaga memanfaatkan tradisi lokal “slametan” sebagai sarana dakwah. Masyarakat diajak untuk merayakan keberkahan Idul Fitri dengan bersedekah, berbagi makanan, dan mempererat silaturahmi. Ketupat, sebagai simbol utama perayaan ini, memiliki makna mendalam yang menggambarkan nilai-nilai Islam.

Baca Juga: Ada Apa di 28 Maret? Libur Nasional, Gulma yang Dihargai, dan Sejarah Perbudakan!

Makna Filosofis Ketupat

Tidak sekadar makanan, ketupat menyimpan berbagai makna simbolis yang mencerminkan filosofi kehidupan dan spiritualitas dalam Islam:

  1. “Ngaku Lepat” (Mengakui Kesalahan)
    Dalam bahasa Jawa, kata “kupat” berasal dari “ngaku lepat,” yang berarti mengakui kesalahan. Tradisi ini menjadi momentum bagi umat Muslim untuk saling memaafkan dan membersihkan hati dari dendam serta kesalahan di masa lalu.

  2. Anyaman Janur Kuning
    Ketupat dibungkus dengan janur kuning yang diyakini sebagai simbol penolak bala dalam budaya Jawa. Selain itu, anyaman rumit pada ketupat menggambarkan kesalahan dan dosa manusia yang saling berkaitan dalam kehidupan.

  3. Bentuk Segi Empat dan Konsep “Kiblat Papat Lima Pancer”
    Bentuk ketupat yang segi empat melambangkan filosofi “kiblat papat lima pancer,” yang berarti ke mana pun manusia pergi, pada akhirnya akan kembali kepada Tuhan.

  4. Warna Putih di Dalamnya
    Setelah ketupat dibelah, bagian dalamnya yang berwarna putih melambangkan kebersihan dan kesucian hati setelah seseorang mengakui kesalahan dan memohon ampun.

  5. Beras dalam Ketupat
    Beras yang menjadi isi ketupat mencerminkan kemakmuran dan kesejahteraan. Ini melambangkan harapan bahwa setelah menjalani bulan Ramadan, umat Muslim akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya.

Baca Juga: Kemenag Terbitkan Panduan Ibadah Idul Fitri 2025, Tekankan Toleransi dan Keamanan

Lebaran Ketupat, Lebih dari Sekadar Tradisi

Lebaran Ketupat bukan hanya perayaan kuliner, tetapi juga bentuk ekspresi budaya dan spiritual masyarakat Muslim di Indonesia. Di berbagai daerah, perayaan ini dirayakan dengan berbagai kegiatan, seperti selamatan, berbagi makanan, dan menggelar acara syukuran bersama keluarga serta tetangga.

Dari ajaran Sunan Kalijaga hingga menjadi tradisi turun-temurun, Lebaran Ketupat tetap bertahan sebagai simbol kebersamaan, keikhlasan, dan rasa syukur. Jadi, saat menikmati ketupat pada 7 April 2025 nanti, jangan lupa makna mendalam yang terkandung di dalamnya!