BeritaBandungRaya.com – Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Ki Hadjar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan nasional. Tahun ini, peringatan Hardiknas kembali menjadi momen penting untuk merefleksikan arah pembangunan pendidikan Indonesia yang lebih inklusif dan berkualitas.
Asal-usul Hardiknas dan Peran Ki Hadjar Dewantara
Hari Pendidikan Nasional ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 316 Tahun 1959, yang meresmikan tanggal 2 Mei—hari lahir Ki Hadjar Dewantara—sebagai peringatan nasional. Lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat di Yogyakarta pada 2 Mei 1889, ia dikenal sebagai tokoh pergerakan dan pendidik yang menentang diskriminasi dalam akses pendidikan semasa penjajahan Belanda.
Baca Juga: Uang Lama di Laci Anda? BI Tetapkan 30 April 2025 Sebagai Tenggat Terakhir Penukaran
Kritik tajamnya terhadap sistem kolonial membuatnya diasingkan ke Belanda. Namun, sepulangnya ke tanah air, ia mendirikan Taman Siswa pada 3 Juli 1922—sebuah lembaga pendidikan yang membuka kesempatan belajar bagi rakyat kecil, bukan hanya kalangan elite. Gagasan-gagasannya seperti “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” hingga kini menjadi landasan filosofi pendidikan nasional.
Setelah kemerdekaan, ia dipercaya sebagai Menteri Pengajaran pertama Republik Indonesia. Dedikasinya di bidang pendidikan terus dikenang, bahkan setelah wafatnya pada 26 April 1959.