Gen Z Ragu Kuliah Bisa Jadi Jalan Pasti Menuju Dunia Kerja

BeritaBandungRaya.com – Generasi Z kini makin kritis menilai sistem pendidikan tinggi. Banyak dari mereka bertanya: “Apakah kuliah masih relevan untuk bekal kerja?”

BACA JUGA: Masih Punya Peluang Masuk PTN? Cek Dua Jalur Mandiri Ini yang Masih Dibuka hingga Juni 2025!

Berdasarkan laporan terbaru Deloitte Global Gen Z and Millennial Survey 2025, sebagian besar Gen Z di seluruh dunia merasa kuliah tidak selalu menjamin kesiapan masuk dunia kerja, terutama dalam hal pengalaman praktik.

1 dari 3 Gen Z Memilih Tak Kuliah

Data Deloitte menyebutkan bahwa 31 persen Gen Z memilih tidak melanjutkan kuliah.
Alasan utamanya bukan hanya karena biaya yang tinggi, tetapi juga karena:

  • Kuliah dianggap kurang fleksibel

  • Tidak semua kurikulum relevan dengan dunia kerja

  • Banyak jalur karier yang bisa diraih tanpa gelar

Sebanyak 39 persen Gen Z mengaku tak mampu membayar biaya kuliah.
Sementara itu, 26 persen lebih suka sistem belajar fleksibel seperti kursus online.
Lalu 25 persen memilih jalur magang atau pelatihan vokasi yang langsung terhubung ke pekerjaan.

Kekhawatiran Gen Z soal Kuliah

Survei ini melibatkan 14.751 Gen Z dari 44 negara, termasuk Asia Pasifik, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika.
Mereka diminta menyebutkan alasan kenapa kuliah bukan lagi prioritas. Hasilnya:

Kekhawatiran Persentase
Biaya kuliah terlalu mahal 40%
Kualitas pendidikan diragukan 35%
Kurangnya pengalaman praktik 28%
Kurikulum tidak relevan dengan kebutuhan kerja 24%
Waktu kuliah terlalu lama 22%
Pembelajaran tidak fleksibel 20%

Pengalaman Praktik: Poin Lemah Kampus?

Salah satu sorotan tajam Gen Z adalah minimnya pengalaman praktik selama kuliah.
Mereka ingin belajar langsung dari lapangan, bukan sekadar teori di kelas.

Sayangnya, banyak kampus belum sepenuhnya menyesuaikan diri dengan tuntutan ini.
Praktikum atau magang kerap jadi formalitas, bukan bagian inti dari proses belajar.