BeritaBandungRaya.com – Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Jawa Barat didorong untuk melakukan lompatan strategis dalam menjawab tantangan-tantangan nyata masyarakat, terutama dalam isu lingkungan seperti pengelolaan sampah.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua TP PKK Jawa Barat, Siska Gerfianti, dalam kunjungannya ke Purwakarta dalam rangka kegiatan Bina Wilayah (Binwil) pada Rabu (4/6). Kegiatan yang berlangsung di pusat pemerintahan Kabupaten Purwakarta ini diikuti oleh pengurus PKK tingkat kabupaten dan kecamatan.
“PKK harus bisa hadir sebagai jawaban atas masalah-masalah sosial yang aktual. Salah satunya adalah masalah sampah yang kini sudah menjadi krisis lingkungan,” ujar Siska dalam arahannya.
BACA JUGA: Keistimewaan Puasa Arafah 9 Zulhijah 1447 H: Ladang Amal Tak Terhingga Jelang Idul Adha
35 Ribu Ton Sampah per Hari, PKK Harus Ambil Peran
Siska membeberkan data mencengangkan: Jawa Barat menghasilkan sekitar 35 ribu ton sampah setiap harinya. Dari angka tersebut, baru sekitar 40 persen yang berhasil tertangani. Padahal, 60 persen di antaranya merupakan sampah organik yang sebenarnya bisa dikelola menjadi sumber daya baru.
“PKK, terutama melalui Pokja III, harus masuk untuk mengelola sampah dari skala terkecil—yakni keluarga dan posyandu. Sekarang posyandu tidak lagi hanya soal kesehatan, tapi sudah menyangkut enam bidang pelayanan dasar pemerintah,” tegas Siska.
Solusi Berbasis Rumah Tangga: Magot dan Kompos
Salah satu pendekatan yang ditawarkan adalah pemanfaatan sampah organik menjadi pakan magot. Magot ini bisa digunakan sebagai pakan alternatif ikan atau ayam, sementara limbah organik lainnya bisa dikomposkan menjadi pupuk untuk sayur-sayuran rumah tangga.
“Kalau ini bisa dijalankan, maka ketahanan pangan keluarga juga bisa terbantu. Bahkan kegiatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) di posyandu pun bisa mandiri,” katanya.
Siska menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan kepada masyarakat agar mulai memilah sampah sejak dari rumah. Mengingat Indonesia termasuk salah satu penghasil food waste terbesar di dunia, kesadaran di tingkat keluarga adalah fondasi utama.