BeritaBandungRaya.com – Dunia kembali dihadapkan pada ancaman krisis besar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, termasuk kompleks bawah tanah Fordo. Langkah sepihak Washington ini dinilai berpotensi mendorong dunia ke jurang konflik global yang lebih luas.
Pernyataan Trump yang menyebut serangan tersebut sebagai “momen bersejarah” tidak serta-merta mendapat sambutan positif dari komunitas internasional. Justru yang muncul adalah gelombang kekhawatiran akan meluasnya konflik, terutama di kawasan Timur Tengah yang selama ini dikenal rentan gejolak.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan dunia tentang bahaya yang tengah mengintai. Dalam pernyataannya, Guterres menilai situasi saat ini berpotensi memicu spiral kekerasan yang sulit dikendalikan. “Risiko konflik ini lepas kendali semakin meningkat, dengan dampak yang sangat berbahaya bagi seluruh dunia,” ujarnya.
Ketakutan akan pecahnya perang besar juga disuarakan berbagai negara. Kuba secara terbuka menilai tindakan AS sebagai awal dari eskalasi berbahaya. Iran sendiri menegaskan haknya untuk melakukan pembalasan atas serangan tersebut, yang menurut Teheran merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
Bukan hanya Iran dan sekutunya, negara-negara lain pun mulai menunjukkan kegelisahan. Venezuela menyebut tindakan AS sebagai agresi terbuka yang bisa menyalakan api konflik besar. Bahkan sekutu tradisional AS seperti Australia pun menyerukan agar semua pihak kembali ke meja diplomasi untuk menghindari krisis lebih lanjut.
Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri memastikan terus memantau perkembangan, terutama terkait keselamatan WNI yang berada di Iran. Sejauh ini, sebanyak 97 WNI telah dievakuasi ke Azerbaijan.
Ancaman nyata yang paling dikhawatirkan bukan hanya pertempuran terbuka antara Iran dan AS, melainkan efek domino yang bisa merembet ke kawasan lain. Krisis energi, ketidakstabilan ekonomi global, hingga potensi konfrontasi antarnegara besar menjadi bayangan menakutkan di tengah situasi dunia yang belum sepenuhnya pulih dari berbagai ketegangan sebelumnya.
