Investasi Berkelanjutan dan Bursa Karbon, Masa Depan Pasar Modal Indonesia

BeritaBandungRaya.com – Isu perubahan iklim dan keberlanjutan terus menjadi perhatian dunia, termasuk di sektor keuangan. Pemerintah Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong praktik investasi berkelanjutan untuk menciptakan pasar modal yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.

Salah satu pendekatan utama adalah penerapan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) dalam investasi. Investasi berbasis ESG menilai perusahaan tidak hanya dari sisi keuntungan finansial, tapi juga kinerja dalam menjaga lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik. Strategi ini menjadi landasan dalam memperkuat kepercayaan investor dan menjaga ketahanan ekonomi nasional.

Sebagai bentuk konkret dari komitmen tersebut, BEI meluncurkan berbagai inisiatif, termasuk indeks IDX ESG Leaders yang berisi daftar perusahaan tercatat dengan kinerja ESG terbaik. Langkah ini tidak hanya memperluas pilihan bagi investor, tapi juga mendorong perusahaan untuk meningkatkan standar keberlanjutannya.

BACA JUGA: Indosat Perluas Jangkauan di Jawa Barat, Dorong Konektivitas Andal dan Inklusif Lewat Kolaborasi Lokal

Selain itu, penerapan skema harga karbon atau carbon pricing telah menjadi strategi penting dalam menekan emisi gas rumah kaca. Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan skema ini melalui perdagangan karbon atau cap-and-trade, dan pungutan karbon atau carbon tax, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK).

Dalam mendukung upaya ini, BEI pada tahun 2023 secara resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia. Bursa ini menjadi platform perdagangan sertifikat karbon bagi pelaku usaha yang melakukan pengurangan emisi. Dengan bursa ini, perusahaan yang berhasil menekan emisi karbon dapat menjual kelebihannya kepada perusahaan lain yang belum memenuhi target pengurangan emisi.

Langkah ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara yang proaktif dalam pengembangan ekosistem pasar karbon. Hingga pertengahan 2025, tercatat lebih dari 50 entitas telah berpartisipasi dalam Bursa Karbon, dengan nilai transaksi yang terus meningkat setiap bulan.

Investasi berkelanjutan bukan hanya tren global, tetapi sudah menjadi kebutuhan di tengah tantangan iklim yang semakin nyata. Dengan dukungan regulasi, infrastruktur pasar, dan komitmen pelaku industri, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam membangun pasar modal yang inklusif dan berwawasan lingkungan.

Bagi investor, inilah momentum untuk mengalihkan portofolio ke arah yang lebih bertanggung jawab. Investasi yang baik bukan hanya tentang imbal hasil, tetapi juga dampaknya terhadap bumi dan masa depan generasi mendatang.***