BeritaBandungRaya.com – Gelombang demonstrasi mahasiswa dan masyarakat sipil pada akhir Agustus 2025 melahirkan fenomena baru di Indonesia. Sejumlah influencer populer ikut terlibat merumuskan daftar desakan yang kemudian dikenal dengan nama “17+8 Tuntutan Rakyat.” Dokumen tersebut langsung viral di media sosial dan kini menjadi sorotan publik.
Salah satu inisiator, Andovi da Lopez, mengungkapkan bahwa penyusunan daftar tuntutan ini hanya memakan waktu sekitar tiga jam melalui diskusi jarak jauh dengan beberapa tokoh publik. Di antara mereka ada Jerome Polin, Salsa Erwina, Fathia Izzati, Andhyta Utami, Abigail Limuria, dan Cheryl Marella.
“Kita bisa merumuskan tuntutan dalam waktu singkat. Seharusnya DPR juga mampu merespons aspirasi rakyat dengan cepat,” kata Andovi saat ikut aksi di depan Gedung DPR/MPR RI, Senin (1/9/2025).
BACA JUGA: Malam Mencekam di Bandung, Gas Air Mata Tembus Kampus Unisba dan Unpas
17 Tuntutan Mendesak
Format 17+8 dibagi menjadi dua bagian. Angka “17” merujuk pada daftar tuntutan jangka pendek yang harus dipenuhi paling lambat 5 September 2025.
Beberapa poin utamanya adalah:
-
Bentuk tim investigasi independen terkait kematian Affan Kurniawan, Umar Amarudin, dan korban aksi lainnya.
-
Hentikan keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil serta pastikan kepolisian menghentikan kekerasan terhadap demonstran.
-
Bebaskan seluruh demonstran yang ditahan tanpa kriminalisasi.
-
Bekukan kenaikan gaji dan tunjangan DPR, batalkan fasilitas baru, serta buka transparansi anggaran secara penuh.
-
Dorong KPK dan Badan Kehormatan DPR memeriksa harta anggota dewan yang bermasalah.
-
Jamin upah layak bagi guru, tenaga kesehatan, buruh, hingga mitra ojek online, serta cegah PHK massal.
8 Agenda Reformasi
Selain tuntutan jangka pendek, ada juga 8 agenda reformasi jangka panjang dengan tenggat waktu hingga 31 Agustus 2026. Agenda ini lebih menekankan pada perubahan sistemik, antara lain: