Menurut Ghurfah Fauzulhaq, Humas DPD Asita Jawa Barat sekaligus Koordinator Famtrip Rute 4, kegiatan ini dirancang sebagai strategi promosi destinasi wisata berbasis rel. “Program ini mendorong pelaku wisata untuk mengembangkan paket tur menggunakan jalur kereta, khususnya di Garut dan Tasikmalaya,” jelasnya. “Kami juga mengundang peserta dari berbagai daerah strategis, bahkan dari Nairobi, Afrika Utara, agar promosi pariwisata Jabar bisa menjangkau pasar internasional,” imbuhnya.
Desa yang Bangkit dari Kesederhanaan
Dulu, Desa Wisata Saung Ciburial, yang sebelumnya dikenal sebagai Desa Sukalaksana merupakan kawasan agraris sederhana dengan keterbatasan ekonomi. Namun berkat tekad masyarakat dan dukungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sukalaksana, desa ini bangkit menjadi destinasi wisata berdaya saing nasional.
“Dulu desa kami termasuk miskin. Tapi kami percaya, kalau kami mengangkat potensi alam dan budaya sendiri, itu bisa jadi kekuatan ekonomi,” tutur Siti Julaeha, pengelola Desa Wisata Saung Ciburial.

Transformasi desa ini dimulai pada 2010 dan resmi diresmikan sebagai desa wisata pada 2018. Upaya tersebut berbuah manis ketika Desa Wisata Saung Ciburial masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Menyatu dengan Alam dan Belajar dari Warga
Konsep wisata di Desa Wisata Saung Ciburial mengusung eduwisata dan ekowisata berbasis kearifan lokal. Wisatawan tidak hanya diajak menikmati pemandangan, tetapi juga merasakan keseharian masyarakat desa. Beragam aktivitas dapat diikuti, mulai dari menanam sawi, menangkap ikan di sungai (ngagogo), belajar membatik, hingga membuat kerajinan tangan tradisional.

 
 
																						







