Ancaman Tsunami PHK di Pizza Hut: 68 Gerai Dikabarkan Akan Tutup dan 1.210 Karyawan Kena PHK

“Sekarang orang lebih memilih makan di rumah. Mereka merasa lebih hemat dan bisa menikmati pizza berkualitas dengan harga lebih masuk akal,” ujar Will Hawkley, analis industri perhotelan Inggris.

Dari Restoran Keluarga ke Bisnis yang Lesu

Pizza Hut pernah menjadi ikon restoran keluarga Inggris pada 1970–1980-an, terkenal dengan prasmanan dan salad bar sepuasnya. Namun, konsep tersebut kini dianggap usang dan tidak lagi menarik bagi generasi muda.

“Dulu kami sering makan di Pizza Hut setiap akhir pekan. Sekarang rasanya sudah tidak sebanding dengan harga,” tutur Chris (36), warga London.

Pengamat kuliner Zoe Adjay dari University of East London menyebut, persaingan ketat dan kegagalan beradaptasi menjadi faktor utama kejatuhan Pizza Hut. “Mereka tertinggal dalam inovasi dan kurang kuat di media sosial, padahal pesaing baru justru tumbuh lewat strategi digital,” jelasnya.

Pernah Diselamatkan, Kini Bangkrut Lagi

Ironisnya, DC London Pie baru saja membeli bisnis Pizza Hut Inggris dari kondisi pailit pada Januari 2025. Perusahaan itu juga mengelola waralaba Pizza Hut di Swedia dan Denmark. Namun hanya dalam waktu kurang dari setahun, bisnis tersebut kembali ambruk.

Baca Juga: Microsoft Buka Era Baru, Seri “Halo: Campaign Evolved” Siap Hadir di PlayStation 5

“Menjalankan jaringan restoran besar di tengah kenaikan biaya dan perubahan selera konsumen bukan hal mudah,” kata analis keuangan Danni Hewson dari AJ Bell. “DC London Pie sudah berupaya menyelamatkan merek ini, tapi tekanan pasar terlalu berat.”