ANJLOK! Harga Bitcoin Ambruk di Bawah USD 80.000, Pasar Kripto Terpukul Dampak Perang Dagang Global

Pasar saham dan kripto langsung bereaksi negatif. Hanya dalam dua sesi perdagangan, nilai kapitalisasi pasar global menyusut sebesar US$7,46 triliun. Dari jumlah tersebut, pasar saham AS menyumbang US$5,87 triliun, sementara bursa lainnya menyusut US$1,59 triliun.

Analis CNBC, Jim Cramer, bahkan menyamakan situasi ini dengan tragedi “Black Monday” pada tahun 1987. “Upaya untuk membentuk tatanan ekonomi baru di tengah krisis seperti ini hampir mustahil,” tulisnya dalam akun X pribadinya.

Di sisi lain, sejumlah tokoh di komunitas kripto tetap optimistis. Max Keiser, salah satu pendukung awal Bitcoin, percaya bahwa ketakutan pasar justru akan mengalihkan arus dana besar ke kripto. Ia bahkan memprediksi Bitcoin bisa melonjak hingga US$220.000 pada akhir bulan ini.

BACA JUGA: Cuti Lebaran Habis, Ganjil Genap Masih Berlaku! Ini Rute dan Jadwal Terakhirnya

Namun tidak semua pengamat sejalan. Trader Cas Abbe menyebut bahwa penurunan BTC ke kisaran US$76.000 bisa jadi hanyalah “fake breakdown”. Ia menunggu konfirmasi tren naik baru jika Bitcoin mampu menembus kembali level US$92.000 dalam waktu dekat.

Likuidasi Jumbo di Pasar Derivatif Kripto

Tekanan jual besar-besaran juga melanda pasar derivatif kripto. Data CoinGlass mencatat likuidasi posisi mencapai lebih dari US$890 juta hanya dalam satu hari. Posisi long mendominasi angka tersebut dengan nilai mencapai US$758 juta.

Bitcoin menyumbang likuidasi terbesar senilai lebih dari US$308 juta, diikuti oleh Ethereum dengan hampir US$258 juta. Fenomena ini mengindikasikan bahwa banyak investor yang bertaruh pada kenaikan harga harus menanggung kerugian besar.