BeritaBandungRaya.com – Nama Aura Cinta kini semakin mencuri perhatian publik setelah keberaniannya beradu argumen dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam sebuah dialog terbuka. Meski sempat berdebat panas, pertemuan itu justru berakhir dengan penghargaan dan pujian dari sang gubernur.
Dalam perbincangan tersebut, Dedi Mulyadi menanyakan keinginan Aura untuk melanjutkan pendidikannya. Aura, dengan percaya diri, menyebutkan bahwa ia bercita-cita kuliah di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, mengambil jurusan filsafat.
“Universitas Indonesia, Pak. Filsafat,” jawab Aura mantap.
Mendengar jawaban itu, Dedi tersenyum dan memberikan pujian. Ia menyebut orang-orang yang belajar filsafat umumnya adalah sosok yang cerdas dan kritis.
“Bagus lah, orang filsafat kan pintar-pintar, lebih pintar dari saya,” ujar Dedi, disambut tawa kecil di sekelilingnya.
Di tengah suasana yang mencair, ibu Aura juga menyampaikan permintaan maaf atas sikap putrinya yang sebelumnya terdengar cukup keras saat berdialog. Namun Dedi menanggapi dengan santai, mengatakan bahwa sikap kritis adalah sesuatu yang positif, terutama untuk anak muda.
“Enggak apa-apa, kan kritis,” ujarnya menenangkan.
Baca Juga: Pemprov Jabar Fokus Kembangkan Pesantren, Masuk dalam Program Pembangunan 2025-2029
Bantuan Tetap Disalurkan
Meskipun terjadi perdebatan soal kebijakan larangan acara perpisahan sekolah dan penggusuran rumah di bantaran sungai, Dedi memastikan bahwa bantuan tetap diberikan. Melalui kerja sama dengan Bank BJB, pemerintah menyalurkan bantuan uang sebesar Rp10 juta kepada keluarga Aura dan warga lain yang terdampak penggusuran, untuk membantu mereka menyewa kontrakan.
Kritik dan Klarifikasi
Dalam kesempatan itu, Dedi Mulyadi juga menjelaskan kenapa kritik Aura menuai reaksi negatif di media sosial. Menurutnya, di tengah situasi ekonomi yang sulit, larangan wisuda dan study tour justru diterapkan untuk meringankan beban keuangan para orang tua siswa.
Namun, Aura yang menginginkan perpisahan tetap diadakan, dinilai kurang objektif oleh sebagian besar warganet.
“Terima kasih sudah mengkritik saya. Kenapa kritik itu di-bully? Karena orang-orang lagi susah cari duit, gak mampu bayar wisuda, ini malah teriak-teriak pengen perpisahan,” jelas Dedi dalam videonya yang diunggah pada 26 April lalu.