Batik Danar Hadi Siap Sambut Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri dengan Koleksi Eksklusif bertajuk Ratimaya Raya

BeritaBandungRaya.com –  Menyambut bulan suci Ramadan dan momen spesial Hari Raya, Batik Danar Hadi hari ini dengan bangga mempersembahkan koleksi eksklusif Raya di Rumah Batik Danar Hadi Bandung, Jl. R E. Martadinata 60. Koleksi-koleksi eksklusif ini menampilkan warisan kaya dari Batik Danar Hadi dalam merayakan keindahan fashion tradisional.

Koleksi eksklusif Ratimaya Raya dari Batik Danar Hadi menampilkan dua motif batik unggulan, yaitu Kembang Setaman dan Jawa Kontemporer, yang dirancang khusus menggunakan bahan sutera premium. Koleksi ini menggabungkan keindahan tradisi batik dengan sentuhan modern yang elegan, siap menemani momen spesial Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

Koleksi motif batik Kembang Setaman: Keindahan Alam dalam Warna Pasir

Koleksi motif batik Kembang Setaman dalam Ratimaya Raya menghadirkan keindahan alam melalui motif bunga batik yang elegan. Dominasi warna-warna alam seperti warna pasir menciptakan kesan hangat dan natural, cocok untuk momen berkumpul bersama keluarga dan kerabat.

BACA JUGA: Benarkah Menelan Dahak Dapat Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya

Dibuat dengan teknik batik tulis tradisional pada bahan sutera, setiap helai kain dalam koleksi ini merupakan karya seni yang unik dan bernilai tinggi. Desainnya yang timeless dan elegan membuat koleksi ini menjadi pilihan sempurna untuk tampil memukau selama Ramadan dan Lebaran.

Koleksi motif batik Jawa Kontemporer: Modernisasi Batik dengan Warna Pastel Mocha

Sementara itu, koleksi Jawa Kontemporer pada Ratimaya Raya menawarkan nuansa modern dengan dominasi warna pastel seperti mocha, yang juga menjadi warna tren tahun 2025. Motif-motif dalam koleksi ini terinspirasi dari budaya Jawa yang dipadukan dengan gaya kontemporer, menciptakan harmoni antara tradisi dan tren terkini. Koleksi ini sangat fleksibel, cocok untuk acara formal maupun casual, dan dirancang khusus untuk generasi muda yang ingin tampil stylish tanpa meninggalkan akar budaya.