Mahasiswa Indonesia Unjuk Gigi di Panggung Internasional
Dalam ajang kompetisi facade projection mapping, Aktustudio dari Sampoerna University menampilkan karya bertajuk “Batas Bening”, terinspirasi dari teori sosiologi Glass Ceiling yang menggambarkan hambatan tak terlihat bagi perempuan dan kelompok minoritas.
“Kami ingin mengetuk hati orang-orang melalui karya visual yang sederhana tapi bermakna. Solusi berawal dari empati,” ujar Cliff Emmanuel, founder Aktustudio, di sela festival (4/10/2025).
Visual mereka menampilkan dua gedung dengan warna kontras sebagai simbol kesenjangan sosial — sisi kanan terang mewakili mereka yang berada di posisi tinggi, sementara sisi kiri monokrom menggambarkan perjuangan kelompok minoritas.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Hapus Denda PBB hingga Akhir 2025, Warga Cukup Bayar Pokoknya Saja
Bandung Tuan Rumah Kreativitas ASEAN
Tahun ini, Bandung juga menjadi tuan rumah bagi para desainer cahaya dari komunitas Alight, jaringan praktisi pencahayaan profesional di Asia Tenggara.
“Kesempatan kali ini, Bandung menyambut teman-teman dari region ASEAN untuk berpartisipasi dalam festival ini,” ujar Banu.
Merayakan Cahaya dan Inovasi
Dengan pendekatan artistik dan teknologi yang berpadu, .BDG Lights 2025 tidak hanya menjadi ajang pertunjukan visual, tetapi juga wadah dialog antara seni, teknologi, dan masyarakat.
Laswi Heritage pun berubah menjadi ruang publik penuh cahaya — simbol harapan akan kota yang lebih inklusif, aman, dan berkelanjutan.***