BeritaBandungRaya.com – Bandung kembali dirayakan lewat sebuah karya kolektif yang memotret kota ini dari berbagai sudut pandang warganya. Komunitas Blogger Bandung meluncurkan buku “BANDUNG: Kota Sejarah–Wisata–Renjana–Budaya–Kuliner”, sebuah antologi yang merangkum puluhan tulisan personal mengenai Bandung, mulai dari sejarah, wisata, hingga kulinernya. Buku ini diterbitkan oleh ITB Press dan menjadi bagian dari perayaan satu dekade komunitas tersebut.
BACA JUGA: Masih Berlangsung di Bandung hingga 30 November, Inilah Daftar 17 Titik Operasi Zebra Lodaya 2025
Karya Kolektif 23 Blogger untuk Kota dengan Seribu Cerita
Komunitas Blogger Bandung merupakan wadah bagi para penulis dan pegiat blog yang berdomisili atau beraktivitas di Bandung. Berdiri sejak 2014, komunitas ini konsisten merekam dinamika kota melalui tulisan-tulisan di blog masing-masing. Dari kumpulan tulisan itu lahirlah sebuah buku yang menyatukan perspektif, pengalaman, dan ingatan kolektif tentang Bandung—kota yang identik dengan kreativitas, sejarah, dan atmosfer yang selalu dirindukan.
Isi buku dibagi menjadi enam bab: Bandungku, Bandung Kota Sejarah, Bandung Kota Wisata, Bandung Kota Renjana, Bandung Kota Budaya, dan Bandung Kota Kuliner. Setiap bab menghadirkan potongan cerita berbeda, mulai dari pengalaman keseharian hingga catatan sejarah yang jarang tersentuh. Salah satu bab bahkan memuat tulisan Marquis Tokugawa, ilmuwan Jepang yang pernah berkunjung ke Bandung pada 1929.
Menggali Bandung dari Sejarah hingga Kuliner
Ragam tulisan dalam buku ini membawa pembaca menelusuri Bandung dari masa ke masa. Di bab sejarah, berbagai sudut kota seperti Stasiun Bandung, Jalan Ciateul, Laswi Heritage, hingga Pasar Cihapit hadir dengan kisah-kisah yang memperkaya pengetahuan pembaca tentang perkembangan kota.
Pada bagian wisata, para blogger menuliskan pengalaman menjelajahi tempat-tempat ikonik, mulai dari museum hingga kawasan wisata alam seperti Ciwidey. Bab Renjana menghadirkan cerita bernada personal dan romantis tentang hotel, pusat keramaian, dan pengalaman yang lekat dengan memori penulisnya.
Sementara di bab kuliner, pembaca diajak menyelami kekayaan rasa khas Bandung—dari leunca hingga es campur legendaris yang tetap menjadi favorit warga.









