Wadah Edukasi dan Inspirasi
Salah satu sesi yang paling menarik perhatian publik adalah talkshow lintas agama bertajuk “Muda Kaya, Tua Bahagia, Mati Bagaimana?” yang menghadirkan Husein Ja’far Al Hadar, Pendeta Marcel, dan Bhante Dhirapunno.
Selain itu, terdapat seminar “Peran Dunia Usaha dan Pasar Modal dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional” bersama Raden Pardede dan Pandu Sjahrir, serta “Investasi Saham No Ribet” bersama Nycta Gina dan El Rumi sebagai duta saham SIDO.
“Kami ingin CMSE tak hanya menjadi pameran, tapi ruang pembelajaran yang membangun kemandirian finansial masyarakat,” tambah Iman.
OJK: Pasar Modal Bukan Milik Korporasi Besar
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menegaskan bahwa pasar modal kini semakin inklusif.
“Pasar modal tidak hanya untuk perusahaan besar, tapi juga ruang bagi masyarakat luas untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional,” ujar Inarno.
Hingga pertengahan Oktober 2025, OJK mencatat:
· 161 pernyataan efektif emisi efek dengan total dana terhimpun Rp189,6 triliun
· Securities crowdfunding (SCF) menghimpun Rp1,72 triliun dari 912 penerbit (mayoritas UMKM)
· Jumlah investor (SID) mencapai hampir 19 juta, mendekati target 20 juta pada roadmap OJK 2023–2027
Kepemilikan investor domestik kini telah mencapai 68,78%, menandakan meningkatnya kepercayaan publik terhadap pasar modal nasional.
Perlindungan Investor Jadi Prioritas
Inarno juga menekankan pentingnya menjaga integritas pasar dan perlindungan investor.
“Kepercayaan masyarakat tumbuh bila pasar dijaga dari praktik spekulatif dan manipulatif. OJK memperkuat pengawasan dan bersinergi dengan SRO serta aparat penegak hukum,” jelasnya.
Kebijakan ini juga sejalan dengan arahan pemerintah untuk menertibkan saham-saham “gorengan” agar investor ritel tidak dirugikan.
“Kami akan menindak tegas aktivitas tidak wajar di bursa agar kepercayaan publik tetap terjaga,” tegasnya.