“Karakteristiknya sangat khas, dan mekanisme sumber menunjukkan jenis pergeseran geser sinistral. Ini sesuai dengan aktivitas Sesar Citarik,” ujar Daryono dalam keterangan resminya.
Suara Dentuman: Bukti Gempa Terjadi di Kedalaman Ekstrem Dangkal
Fenomena dentuman keras yang terdengar jelas hingga ke permukiman warga di Bogor, Gunung Sindur, hingga Depok, bukanlah hal yang aneh dalam konteks gempa bumi sangat dangkal. Daryono menyebutkan bahwa seluruh gempa di kedalaman permukaan yang sangat rendah cenderung menghasilkan suara seperti ledakan atau gemuruh keras.
“Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi yang dipicu dari kedalaman yang sangat dangkal,” jelasnya.
Kerusakan di Berbagai Titik: Puluhan Rumah Retak hingga Ambruk
Dampak dari gempa ini cukup signifikan di beberapa wilayah. Di Kecamatan Rumpin, satu rumah milik warga bernama R. Sunandar mengalami kerusakan parah pada bagian dinding dan atap hingga roboh, dengan kerugian ditaksir mencapai Rp50 juta. Selain itu, setidaknya 9 titik rumah di berbagai kelurahan di Kota Bogor dilaporkan mengalami retakan, di antaranya Bondongan, Muarasari, Rancamaya, Gudang, hingga Cilendek Timur.
Di wilayah Kabupaten Bogor, BPBD melaporkan adanya kerusakan rumah di Desa Cijayanti, Desa Tapos 1, Desa Pasir Angin, dan Desa Sukajaya. Namun, sejauh ini belum ditemukan adanya korban jiwa atau luka akibat kejadian tersebut.
BMKG Minta Warga Tetap Waspada dan Periksa Bangunan
Pasca-gempa, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa kondisi rumah dan bangunan sebelum digunakan kembali, terutama jika ditemukan retakan atau kerusakan struktural. Getaran susulan meski kecil tetap berpotensi memperparah kerusakan yang ada.