Langkah Pencegahan: Tetap Terhidrasi dan Gunakan Pelindung Diri
BMKG mengimbau masyarakat untuk melindungi diri dari paparan sinar matahari langsung dengan menggunakan topi, payung, jaket berwarna terang, kacamata hitam, serta tabir surya (sunscreen).
Selain itu, masyarakat disarankan untuk memperbanyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi.
“Tetap terhidrasi dan hindari paparan langsung sinar matahari selama periode tersebut. Bila memungkinkan, tunda aktivitas luar ruangan hingga sore hari,” kata Andri.
Kondisi udara yang panas dan kering dapat menyebabkan dehidrasi, pusing, mual, serta penurunan daya tahan tubuh, terutama pada anak-anak, lansia, dan pekerja lapangan.
Pemantauan Cuaca Diperketat
BMKG meminta masyarakat untuk memantau informasi cuaca secara berkala melalui kanal resmi seperti situs web dan aplikasi Info BMKG guna mengetahui kondisi suhu, kelembapan, serta potensi cuaca ekstrem lainnya.
“Kami terus memantau perkembangan suhu udara dan indeks UV di seluruh wilayah. Informasi akan diperbarui secara berkala agar masyarakat bisa beraktivitas dengan aman,” ujar Andri.
BACA JUGA: Bandung Hadapi Potensi Krisis Sampah, 360 Ton Per Hari Terancam Menumpuk
Fenomena Panas Diprediksi Berakhir Awal November
BMKG memperkirakan fenomena panas ekstrem ini akan berangsur menurun pada awal November 2025, seiring berakhirnya pengaruh monsun Australia dan bergesernya posisi matahari ke belahan bumi selatan.
Hingga saat itu, masyarakat diminta tetap waspada dan menjaga kesehatan — terutama kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta mereka yang banyak beraktivitas di luar ruangan.***