BeritaBandungRaya.com – Dari ruang-ruang kecil di Inggris utara hingga panggung megah di The O2 London dan Glastonbury Festival, Bring Me The Horizon (BMTH) telah menulis kisah evolusi paling berani dalam sejarah musik rock modern.
Band beranggotakan lima orang ini bukan sekadar simbol kebangkitan generasi baru rock, tapi juga bukti bahwa keberanian bereksperimen bisa membuka jalan menuju pengakuan global.
BACA JUGA : Penelitian Ungkap Pembakaran Sampah Plastik Jadi Sumber Utama Mikroplastik di Udara Indonesia
Dari Metalcore ke Mesin Eksperimen Global
Awalnya dikenal lewat energi mentah dan agresi metalcore di era awal mereka, BMTH perlahan melintasi batas genre — menggabungkan distorsi gitar, synth elektronik, dan pop eksperimental jadi satu formula baru yang tak bisa dikategorikan begitu saja.
Transformasi itu mencapai puncaknya lewat album amo (2019), proyek yang langsung debut nomor satu di 17 negara dan disanjung sebagai karya yang “berani, brilian, dan menembus batas” oleh NME.
Billboard bahkan menyebutnya sebagai salah satu album paling dinanti tahun itu.
Pengakuan dari Industri Dunia
Kesuksesan amo membawa Bring Me The Horizon masuk kembali ke radar penghargaan besar.
Mereka mendapat nominasi Grammy Awards untuk Best Rock Album, sementara lagu “MANTRA” sebelumnya sempat bersaing di kategori Best Rock Song (2018).
Tahun yang sama, band ini juga dinominasikan di BRIT Awards untuk kategori Best Group — momen penting yang menandai penerimaan penuh dari industri musik Inggris terhadap perjalanan mereka yang penuh eksperimen.











