Pengalaman organisasional dan advokasinya yang matang ini menjadi fondasi kuat mengapa Firsta dipercaya mengenakan mahkota Puteri Indonesia 2025. Ia dinilai siap tidak hanya tampil cantik di depan kamera, tetapi juga menjadi agen perubahan di masyarakat, sesuai dengan nilai-nilai utama yang dijunjung Yayasan Puteri Indonesia.
Ketua Dewan Penasihat Yayasan Puteri Indonesia, Putri Kus Wisnu Wardani, bahkan menyampaikan secara langsung kekagumannya terhadap kualitas karakter yang dimiliki Firsta. Dalam pernyataan singkat usai acara, ia menyebut Firsta sebagai figur yang “berkarakter kuat, berdedikasi, dan visioner.”
Pesaing terberat Firsta di malam final adalah Melliza Xaviera Putri Yulian dari DKI Jakarta 1. Meskipun tampil impresif, Melliza harus puas di posisi kedua sebagai Puteri Indonesia Lingkungan 2025. Sementara posisi ketiga ditempati Salma Ranggita dari Sumatera Selatan I, yang meraih gelar Puteri Indonesia Pariwisata 2025.
Firsta juga berhasil merebut hati penonton lewat cara komunikasinya yang hangat dan rendah hati. Dalam beberapa sesi dialog, ia kerap menyisipkan pengalaman pribadi dan pendekatan emosional yang menyentuh. Hal ini menciptakan kesan otentik—sesuatu yang sangat dicari dari seorang duta bangsa.
Selain itu, latar belakangnya yang berasal dari Banyuwangi, sebuah kota di ujung timur Pulau Jawa yang kaya budaya, memberinya kedekatan dengan isu-isu lokal yang sering luput dari perhatian nasional. Firsta kerap menyinggung pentingnya pelestarian budaya daerah dan pengembangan pariwisata berkelanjutan dalam beberapa forum diskusi.