Demam Padel di Swedia Redup, Ratusan Lapangan Ditutup dan Industri Terancam Bangkrut

We Are Padel Tutup 50% Fasilitas

Tanda-tanda penurunan bisnis padel mulai terlihat pada 2022. Salah satu perusahaan terbesar di industri ini, We Are Padel, mengumumkan restrukturisasi besar-besaran dengan menutup setengah dari fasilitas olahraga mereka.

Langkah ini diambil setelah perusahaan mengalami kerugian hingga 1,4 juta euro per bulan.

Situasi lebih parah dialami perusahaan lain. Pada tahun yang sama, 11 perusahaan padel di Swedia yang mengoperasikan 16 fasilitas resmi mengajukan kebangkrutan.

“Efek domino sangat terasa. Industri yang dulu terlihat menjanjikan kini menjadi beban finansial bagi banyak pelaku usaha,” ungkap CourtBrain.

BACA JUGA: 23 Paskal Resmikan Extension Baru, Perkuat Posisi sebagai Ikon Lifestyle Bandung

Pasar Global Masih Berpotensi

Meskipun pasar padel di Swedia meredup, tren global menunjukkan arah yang berbeda. Di beberapa negara, olahraga ini justru mulai naik daun dan diprediksi akan berkembang pesat.

Salah satu negara yang kini mulai melihat potensi besar adalah Indonesia, di mana padel mulai diperkenalkan sebagai alternatif olahraga modern yang menarik bagi kaum urban.

Hal ini menunjukkan bahwa meski Swedia mengalami penurunan, masa depan industri padel di tingkat global masih memiliki peluang besar untuk tumbuh.

Kondisi Swedia menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya perencanaan bisnis yang berkelanjutan. Tanpa strategi yang matang, ledakan popularitas suatu tren dapat berakhir menjadi krisis finansial yang melanda seluruh ekosistem industrinya.***