Emas Sentuh USD3.500, Verdhana Sekuritas Rekomendasikan Saham-Saham Pilihan

BeritaBandungRaya.com – Harga emas global terus menunjukkan performa impresif. Pada 2025, logam mulia ini berhasil menembus level USD3.500 per ons, setara kenaikan lebih dari 30 persen sepanjang tahun berjalan. Perak juga mengikuti tren positif dengan menembus USD40 per ons. Kedua komoditas tersebut telah berlipat ganda dalam tiga tahun terakhir.

Lonjakan harga emas dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve, sinyal pelonggaran dari Ketua The Fed Jerome Powell, melemahnya pasar tenaga kerja Amerika Serikat, serta meningkatnya ketidakpastian global. Kondisi ini semakin menegaskan posisi emas sebagai aset lindung nilai sekaligus instrumen penting dalam diversifikasi portofolio.

BACA JUGA: Harga Emas Antam 3 September 2025 Tembus Rp2.035.000, Hanya Selisih Tipis dari Rekor Tertinggi

Rekomendasi Saham Emas Versi Verdhana Sekuritas

Verdhana Sekuritas menilai kenaikan harga emas tahun ini membuka peluang di pasar saham, khususnya pada emiten pertambangan. Beberapa saham unggulan yang direkomendasikan antara lain:

  • BRMS (Bumi Resources Minerals)
    Memiliki cadangan 12,4 juta ons emas dan 1,9 juta ton tembaga dengan target produksi 170.000 ons pada 2028. Sahamnya sudah naik 25 persen sejak inisiasi. Valuasi EV/resource USD320 per ons dan berpotensi mendapat aliran dana pasif USD79 juta dari inklusi ke VanEck Vectors Gold Miners ETF. Target harga Rp600 per saham.

  • ANTM (Aneka Tambang)
    Mencatat laba kuartalan Rp2,6 triliun, naik 95 persen secara tahunan dan 20 persen secara kuartalan. Pertumbuhan ditopang penjualan nikel dan emas. Dengan PER 8x dan yield proyeksi 12 persen, Verdhana menetapkan target harga Rp4.500 per saham.

  • ARCI (Archi Indonesia)
    Proyeksi produksi 2025 meningkat sekitar 40 persen. Laba kuartal II melonjak 139 persen dibanding kuartal sebelumnya dengan margin tertinggi. Perusahaan memiliki potensi eksplorasi besar di Marawuwung dan Kopra, dengan EV/resources USD290 per ons.

  • MDKA (Merdeka Copper Gold)
    Mengandalkan proyek Pani Gold dan TB Copper, dengan rencana IPO Pani Gold serta pembaruan PFS TB Copper pada paruh kedua 2025. Ramp-up HPAL juga menjadi katalis tambahan.

  • AMMN (Amman Mineral Internasional)
    Akan mendapat manfaat dari ekspansi Fase 8 dan pabrik pengolahan baru pada kuartal IV 2025. Potensi produksi emas sampingan mencapai 1 juta ons. Selain itu, AMMN berpeluang mendapat aliran dana pasif USD352 juta dari MVGDX.

  • UNTR (United Tractors)
    Segmen emas menyumbang 23 persen laba kuartal II. Saham diperdagangkan pada PER 5,6x dengan yield dividen 8 persen. Target harga Rp30.600 per saham.

  • INDY (Indika Energy)
    Saat ini diperdagangkan hanya di 0,36x PBV karena persepsi pasar masih terfokus pada bisnis batu bara. Namun, proyek emas besar yang siap beroperasi akhir 2026 dinilai menjadi potensi kenaikan signifikan. Target harga Rp2.450 per saham.

BACA JUGA: IHSG Dibuka Melemah 52 Poin, Sentimen Asia-Pasifik Variatif

Verdhana Sekuritas menegaskan tren kenaikan harga emas global dapat menjadi katalis kuat bagi saham-saham pertambangan emas di Bursa Efek Indonesia. Dengan fundamental yang solid dan prospek produksi yang menjanjikan, emiten-emiten ini dinilai layak diperhatikan investor sepanjang 2025.***