Era Kontrasepsi Selesai, Wihaji Minta Penyuluh KB Pahami Framework Kementerian

Quick Wins Kemendukbangga untuk Jawab Masalah Siklus Kehidupan

“Dalam tanda petik, ya. Ini yang kita prioritaskan bagaimana masyarakat kita yang belum beruntung kita prioritaskan untuk mengedukasi pentingnya keluarga berencana. Maka isu kependudukan kita geser menjadi bagaimana kita memastikan namanya grand design pembangunan kependudukan,” tandas Bupati Batang Periode 2017-2022 tersebut.

BACA JUGA: Kunjungi Kampung KB Camperenik, Menteri Wihaji Minta TPK Pastikan MBG Tepat Sasaran

“Apa sih intinya? Intinya grand design ini kira-kira adalah memastikan kita mau ngapain dengan jumlah penduduk sekian. Contoh, DKI Jakarta dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta atau Jabar sebanyak 55 juta. Dalam grand design kependudukan, maka dengan rumus tertentu, 55 juta penduduk Jabar harus disiapkan rumah sakitnya sekian. Tempat sampahnya sekian. Sekolah SD-nya sekian, SMP-nya sekian, SMA-nya sekian, perguruan tingginya sekian, jurusannya apa saja kita petakan. Pekerjaan apa saja yang dibutuhkan masyarakat Jawa Barat? Kemudian juga investasi apa yang akan ada di Jawa Barat? Itulah yang saya sebut dengan jalan atau peta jalan pembangunan kependudukan. Ini urus kependudukan adalah mengurus frame,” sambung Wihaji

Setelah kerangka atau frame tebentuk, berikutnya adalah pembangunan keluarga. Jika grand design Pembangunan kependudkan menjadi frame, Wihaji menyebut pembangunan keluarga sebagai pekerjaannya (work). Dengan demikian, frame dibuat dan work dikerjakan.

“Kalau frame saja tidak jalan, work tanpa frame juga enggak bisa. Frame tanpa work juga seperti enggak ada,” tegas Wihaji.