Era Kontrasepsi Selesai, Wihaji Minta Penyuluh KB Pahami Framework Kementerian

Quick Wins Kemendukbangga untuk Jawab Masalah Siklus Kehidupan

Dalam konteks pembangunan keluarga, papar Wihaji, maka yang dibangun adalah keluarga. Kemudian, dalam pembangunan hal paling penting adalah fondasi. Doktor manajemen ini meyakini fondasi yang mampu menopang bangunan kuat. Dalam kontek keluarga, fondasi keluarga dimulai dari hulu. Fondasi dalam keluarga dimulai dari kapan seseorang berkeluarga. Itulah fondasinya.

BACA JUGA: Sekarang! Link Live Streaming Resmi Indonesia vs Vietnam Final AFF U23 2025

“Maka fondasi keluarga dimulai dari calon pengantin (catin) karena cikal-bakal sebelum menjadi keluarga adalah catin. Dari situlah kita akan bekerja memastikan supaya catinnya itu sesuai dengan apa yang menjadi rekomendasi kementerian kita. Umurnya cukup, kalau bisa 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Usia ini penting supaya nanti anak yang dilahirkan tidak stunting. Supaya nanti ekonominya lebih bagus. Supaya keluarganya nanti berkualitas. Ingat, setelah catin nanti akan jadi pasangan usia subur (PUS). Maka dia akan hamil,” papar Wihaji.

Hubungan sebab-akibat itu yang kemudian diakui Wihaji menjadi alasan lahirnya quick wins Kemendukbangga. Lima quick wins yang diusung Kemendukbangga merupakan jawaban atas masalah-masalah yang muncul selama siklus kehidupan bergulir. Adapun target yang harus disasar adalah 72 juta keluarga di Indonesia berdasarkan hasil Pendataan Keluarga 2024.

“Inilah Bapak/Ibu yang akan kita urus sebagai BKKBN, sebagai kementerian. Kadang orang bertanya, ‘Apa sih yang diurus kita ini semuanya masuk, semua yang diurus semuanya masuk?’ Bapak/Ibu, sektor-sektor yang tidak bisa diselesaikan oleh satu sektoral itulah yang kita urus. Contoh, kenapa stunting yang ngurus BKKBN, sebab stunting itu urusannya banyak. Karena urusan-urusan yang tidak bisa diurus oleh satu sektoral itulah kementerian kita yang ngurus siklus kehidupan dan kita satukan dari sektor-sektor itu,” urai Wihaji.