Event Besar Jadi Penggerak Utama Ekonomi Bandung, Wali Kota Farhan: “Macet dan Harga Naik, Tapi Itu Masalah yang Baik”

Strategi Ekonomi Kota Lewat Aktivitas MICE

Farhan menekankan bahwa penyelenggaraan event bukan semata urusan hiburan, melainkan bagian dari strategi ekonomi kota yang terukur. Aktivitas MICE terbukti memicu perputaran ekonomi lintas sektor — dari perhotelan dan transportasi hingga UMKM lokal.

Dari hasil analisis transaksi pengunjung, nilai ekonomi yang berputar bervariasi tergantung jenis event. Misalnya, Pasar Seni ITB dan Asia Afrika Festival mencatat transaksi rata-rata Rp4.000 per orang, sementara Pocari Run menembus Rp25.000 per orang.

“Volume besar dengan transaksi kecil tetap bagus, begitu juga sebaliknya. Yang penting ekonomi berputar dan masyarakat ikut merasakan dampaknya,” ujar Farhan.

Kolaborasi dan Konsistensi Jadi Kunci

Pemerintah Kota Bandung kini tengah memperkuat kolaborasi dengan komunitas kreatif, pelaku industri pariwisata, dan jaringan hotel untuk menyusun kalender event tahunan yang lebih terstruktur dan berdampak nyata.

“Bandung sudah jadi magnet event premium. Sekarang tinggal menjaga konsistensi dan kualitasnya,” tutur Farhan.

Ia juga optimistis terhadap prospek pariwisata Bandung di tahun-tahun mendatang. Dengan pendekatan berbasis data dan event, Farhan yakin pertumbuhan ekonomi kota akan terus terjaga.

BACA JUGA : Akhir Pekan di Bandung Bakal Padat, Ini Daftar Acara dan Titik yang Berpotensi Menimbulkan Kemacetan

“Selama pariwisata hidup, ekonomi masyarakat juga ikut bergerak. Itulah mengapa kami menjadikan event sebagai penggerak utama ekonomi Bandung,” pungkasnya.

Dengan pendekatan strategis dan kolaboratif tersebut, Bandung tampak kian siap memperkuat posisinya sebagai kota tujuan utama MICE dan event kreatif di Indonesia, sekaligus membuktikan bahwa sektor pariwisata mampu menjadi pilar nyata pemulihan ekonomi daerah.***