“Konsep Sport Tourism ini diangkat sebagai respons terhadap tren global dan kebutuhan wisatawan yang semakin mencari pengalaman wisata berbasis olahraga. Bandung dipandang sebagai kota yang memiliki potensi besar untuk pengembangan sport tourism, mengingat kondisi alamnya yang mendukung, cuaca yang sejuk, serta infrastruktur yang mulai berkembang,” ujar Arief.
Arief juga menjelaskan bahwa Bandung memiliki suasana perkotaan yang cocok untuk diberi label sebagai kota yang berbasis olahraga karena didukung iklimnya yang sejuk.
“Jika kita melihat ke belakang, masa pandemi telah meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga, salah satunya adalah tren bersepeda yang sempat melonjak dengan harga sepeda premium seperti Brompton yang meroket. Kami ingin mengarahkan tren ini ke dalam bentuk pariwisata berkelanjutan dengan memanfaatkan kelebihan dari cuacanya yang sejuk” tambah Arif.
Untuk mendukung visi tersebut, Kota Bandung akan dibagi menjadi enam sektor wisata utama yang masing-masing memiliki karakteristik unik. Bandung Central Area akan menjadi pusat urban tourism dengan berbagai atraksi modern di pusat kota. Bandung Musik Area difokuskan sebagai tempat berkumpulnya para musisi dan menjadi pusat festival musik, yang semakin memperkuat citra Bandung sebagai kota kreatif.
Di sisi lain, Bandung Etnik Area akan menonjolkan keanekaragaman budaya dan warisan sejarah, menawarkan pengalaman wisata yang lebih autentik. Pengaruh budaya Asia Timur juga akan terasa di Bandung Asia Timur Area, di mana wisatawan dapat menikmati berbagai kuliner khas serta gaya hidup yang terinspirasi dari Jepang, Korea, dan Tiongkok.