Baca Juga: Sinopsis Duty After School: Drama Korea Penuh Aksi dan Alien
Ketika Angka Menjadi Nyawa
Sejak pecahnya konflik, lebih dari 1.200 warga Palestina dilaporkan tewas dalam gelombang serangan terbaru Israel. Target serangan bahkan mencakup zona-zona aman yang ditetapkan sendiri oleh Israel, seperti sekolah dan pusat bantuan pangan.
Ambulans dan petugas penyelamat juga jadi sasaran. Layanan darurat kesulitan menjangkau lokasi runtuhan, meninggalkan banyak korban yang tertimbun dan tak terselamatkan.
Gambar-gambar yang beredar memperlihatkan pemandangan yang tak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata: bayi bersimbah darah, ibu menangis di samping jenazah anaknya, bangunan rata dengan tanah. Gaza bukan lagi sekadar konflik politik, tapi luka kemanusiaan yang menganga lebar.
Dunia yang Masih Bungkam
Meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan seruan gencatan senjata, dan Mahkamah Internasional mendesak pencegahan genosida, bom masih terus dijatuhkan. Gaza tetap menjadi ladang uji coba senjata dan politik diam yang mematikan.
Fatwa jihad dari IUMS menjadi salah satu suara paling lantang di tengah keheningan internasional. Seruan ini bukan sekadar tentang perlawanan bersenjata, tapi panggilan nurani bagi dunia Muslim dan dunia secara umum untuk tidak lagi menutup mata.
Baca Juga: Duty After School: Drama Korea Penuh Aksi dan Alien yang Wajib Masuk Watchlist
Gaza meminta dunia untuk peduli, bukan sekadar prihatin.
Karena setiap menit yang terlewat, mungkin ada satu lagi anak yang tidak akan pernah pulang ke rumahnya.