BeritaBandungRaya.com – Tren konsumsi anak muda Indonesia pada 2025 masih menunjukkan dominasi faktor sosial dalam pengambilan keputusan finansial. Data terbaru dari OCBC Financial Fitness Index 2025 mengungkap bahwa sebanyak 76% anak muda Indonesia masih menghabiskan uang untuk mengikuti gaya hidup teman, meskipun angkanya menurun tipis dari 80% pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA : Sushi Republic Hadir di Bandung, Restoran AYCE Grill, Shabu, dan Sushi Pertama dalam Satu Meja
Fenomena FOMO (fear of missing out), atau rasa takut tertinggal dari tren sosial, terbukti menjadi pendorong utama perilaku konsumtif kalangan muda. Pilihan pengeluaran tidak lagi sekadar soal kebutuhan, melainkan juga upaya untuk menyesuaikan diri dengan standar gaya hidup kelompok pertemanan.
“Anak muda sekarang kompak dalam banyak hal, termasuk urusan pengeluaran,” demikian salah satu temuan dari laporan tersebut.
Dampak ke Kondisi Keuangan Nasional
Kekompakan dalam gaya hidup ternyata memberi dampak langsung terhadap kesehatan finansial nasional. OCBC mencatat, untuk pertama kalinya skor Financial Fitness Index Indonesia turun menjadi 40,60 poin, dari 41,16 poin di tahun 2024. Angka ini mencerminkan penurunan kemampuan masyarakat dalam menjaga kondisi finansial yang stabil dan berkelanjutan.
Kelompok usia 25–29 tahun, terutama yang masih belum menikah, menjadi kelompok dengan kondisi finansial paling rentan, mencatat skor 37,94 poin—di bawah rata-rata nasional.
Penurunan juga terlihat dalam kemampuan mengelola utang tanpa jaminan, yang turun dari 97,28 menjadi 93,97 poin. Fenomena ini menunjukkan meningkatnya penggunaan skema pembayaran seperti “buy now, pay later” (BNPL), kredit konsumtif, dan cicilan gaya hidup, yang berisiko menjerat anak muda pada utang jangka panjang.












