Dampak bagi Investor dan Konsumen
Harga perak yang naik konsisten membuka peluang bagi investor yang ingin melakukan diversifikasi aset. Dengan nilai yang masih lebih rendah dibanding emas, perak menjadi alternatif menarik bagi investor ritel.
Namun, analis mengingatkan adanya potensi koreksi jangka pendek jika rupiah menguat atau pasokan global membaik.
Bagi konsumen yang membeli perak fisik seperti batangan atau koin, disarankan untuk bertransaksi di penjual resmi dan menunggu momen harga konsolidasi agar memperoleh nilai beli optimal.
Proyeksi Akhir 2025: Bisa Tembus Rp 30.000 per Gram
Analis memperkirakan harga perak berpeluang menembus Rp 30.000 per gram hingga akhir 2025, jika permintaan industri tetap tinggi dan nilai tukar rupiah terus melemah.
Namun, jika pasokan global meningkat atau dolar AS melemah signifikan, harga perak berpotensi terkoreksi ke kisaran Rp 26.000–27.000 per gram.
Beberapa faktor utama yang akan menentukan arah harga perak di sisa tahun ini meliputi:
- Kebijakan suku bunga global,
- Arah inflasi di negara maju,
- Dan prospek industri energi hijau serta otomotif listrik sebagai konsumen utama perak.
BACA JUGA: Hasil Lengkap Liga Champions: Liverpool Bantai Frankfurt 5-1, Chelsea dan Bayern Sama Perkasa
Kesimpulan
Hingga Rabu (22/10/2025), perak tetap bertahan di posisi tinggi dibanding awal tahun, menandakan sentimen positif dan daya tarik kuat di kalangan investor.
Meski prospeknya menjanjikan, fluktuasi kurs dan pasokan global tetap menjadi risiko yang perlu diwaspadai.
Bagi investor Indonesia, pendekatan yang hati-hati dan strategis tetap menjadi kunci untuk memanfaatkan peluang dari logam mulia satu ini.***