Huru-Hara Miss Universe 2025: Miss Meksiko Dihina, Peserta Walkout, Nawat Itsaragrisil Dikecam Dunia

Baca Juga: Tim Henson, Gitaris Visioner Polyphia yang Mengubah Wajah Musik Modern

“Dia yang marah-marah, dia yang nangis. Karma instan,” tulis salah satu komentar di Instagram.
Sementara itu, banyak netizen memuji keberanian Fatima Bosch yang dianggap mewakili suara perempuan di dunia pageant.

“Walkout itu bentuk perlawanan elegan. Ia menunjukkan bahwa kecantikan sejati bukan soal mahkota, tapi martabat,” tulis pengguna lain di X (Twitter).

Pergolakan Besar di Balik Layar Miss Universe

Kontroversi ini terjadi di tengah perubahan besar dalam struktur organisasi Miss Universe.
Anne Jakrajutatip, mantan CEO MUO asal Thailand, diketahui menjual 50% sahamnya pada awal 2024 kepada Legacy Holding Group USA Inc.

Kepemimpinan baru ini menempatkan Mario Búcaro sebagai CEO dan Raúl Rocha Cantú sebagai presiden. Namun, penunjukan Nawat sebagai Direktur Eksekutif Miss Universe 2025 justru memperumit hubungan antara MUO pusat dan penyelenggara lokal.

Tumpang tindih kewenangan inilah yang disebut banyak pihak menjadi akar konflik terbuka selama ajang Miss Universe 2025 berlangsung di Bangkok.

Kesimpulan: Miss Universe 2025 Jadi Panggung Kontroversi

Alih-alih memancarkan aura elegan dan inspiratif, Miss Universe 2025 justru menjadi ajang penuh intrik dan drama. Dari tuduhan penghinaan, aksi walkout, hingga dugaan sponsor ilegal, semua memperlihatkan bagaimana kontes kecantikan terbesar dunia kini menghadapi krisis citra serius.

Meski Nawat telah meminta maaf, publik tampaknya belum melupakan insiden memalukan ini.
Satu hal yang pasti—Miss Universe 2025 di Thailand akan dikenang bukan karena siapa yang mengenakan mahkota, tetapi karena drama panas di balik panggungnya.***