Rencana jangka panjangnya, Sekolah Vokasi IPB akan mengembangkan lahan perkebunan kopi di depan kampus sebagai prototipe yang mencakup pembenihan, penanaman, pemeliharaan, hingga pengolahan.
CEO PT Gravfarm Indonesia, R. Yugian Leonardy, menyoroti pentingnya standar dalam pengelolaan komoditas kopi.
BACA JUGA: Promo Awal Tahun XL Axiata: Ada Bonus Kuota 3X Lipat, TikTok Unlimited, dan Gim Sepanjang Tahun
“Apa yang dibutuhkan oleh sebuah komoditas adalah standar, bukan hanya di produknya, tetapi juga dalam proses penanaman dan pengolahannya. Sayangnya, meski standar nasional sudah ada, implementasinya masih beragam di berbagai tempat,” kata R Yugian Leonardy.
R Yugian Leonardy menegaskan bahwa Teaching Factory ini tidak hanya berperan sebagai tempat produksi, tetapi juga sebagai barometer untuk standarisasi industri dan pendidikan kopi Indonesia.
“TeFa ini mempersiapkan orang-orang yang akan menerapkan standar tersebut. Mereka akan menjadi pelaku usaha yang memahami dan menjalankan proses sesuai standar nasional. Dengan begitu, kopi Indonesia bisa mencapai kualitas yang diakui secara global,” jelasnya.
Menurut R.Yugian Leonardy, hilirisasi kopi memang penting, tetapi harus dibarengi dengan sinergi di sektor hulunya. Melalui Teaching Factory ini, Gravfarm berharap dapat menciptakan patokan standar yang lebih baik, sekaligus melahirkan SDM unggul yang mampu mewujudkannya.
“Kami ingin TeFa ini menjadi legacy bagi kopi Indonesia, sehingga komoditas ini memiliki standar absolut yang diakui,” tambah R.Yugian Leonardy.
1 komentar
Komentar ditutup.