“Angka 19,8 persen ini berarti untuk kali pertama prevalensi stunting Indonesia di bawah 20 persen. Ini salah satu bukti hasil kerja keras Kemendukbangga/BKKBN, termasuk di dalamnya para penyuluh KB, dalam menjalankan tugas prioritas dari Presiden. Kami optimistis prevalensi stunting akan terus menurun sejalan dengan kebijakan baru Bapak Presiden tentang MBG,” jelas Isyana.
MBG, sambung Isyana, tidak hanya menyasar anak sekolah. Presiden sudah memerintahkan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kemendukbangga untuk turut menyediakan kuota MBG yang diperuntukkan bagi ibu hamil ibu menyusui, dan anak-anak di bawah lima tahun (Balita) nonpendidikan anak usia dini (Non-PAUD). Sejalan dengan itu, BGN dan Kemendukbangga sudah menandatangani kesepahaman untuk menyalurkan MBG kuota khusus tadi dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) langsung kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD oleh para petugas lini lapangan Kemendukbangga/BKKBN.
BACA JUGA: Link Streaming D’Academy 7 Top 30 Grup 2 Sedang Tayang!, Simak Para Kontestan yang Akan Tampil
“Salah satu yang menjadi tugas utama dari para penyuluh KB, kader-kader KB, tim pendamping keluarga (TPK) adalah bagaimana memastikan program MBG ini dapat berjalan dengan sukses. Karena, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, khususnya di bawah usia dua tahun (Baduta), menjadi sangat penting dan krusial untuk program pencegahan stunting,” jelas Isyana.
Isyana menjelaskan, pencegahan stunting memiliki periode paling krusial pada 1000 hari pertama kehidupan. Hitungan 1000 hari pertama kehidupan terjadi pada sejak bayi berada dalam kandungan.