BeritaBandungRaya.com – Prosesi pelantikan pejabat akademik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dijadwalkan berlangsung besok, Senin (22/9/2025), pukul 13.00 WIB di Plaza Rektorat. Namun, menjelang acara tersebut, muncul sorotan tajam dari tokoh Jawa Barat, H. Rahmat Gunawan, yang menilai pelantikan kali ini terlalu terburu-buru. Menurutnya, IPDN bukan sekadar kampus, melainkan simbol kebangsaan yang harus menjaga keseimbangan nilai, budaya, dan kearifan lokal.
“Kalau pimpinan IPDN mengambil keputusan strategis tanpa memperhatikan keseimbangan itu, maka yang terjadi bukanlah penguatan nasionalisme, melainkan lahirnya pamong praja yang cenderung eksklusif, sentimen, dan rapuh menghadapi realitas kebhinekaan Indonesia,” tegas Rahmat.
Ia menilai bahwa tradisi panjang IPDN yang menempatkan alumni sebagai garda depan kini dikerdilkan. “Kalau bukan alumni yang diberi ruang, lalu siapa lagi? Itu sama saja dengan menafikan marwah lembaga sendiri,” ujarnya dengan satire.
Rahmat juga menyoroti mutasi pejabat non-Muslim serta gesernya figur Sunda dari posisi strategis. “Ini tanah Sunda, dan hanya satu orang Sunda yang duduk di posisi strategis justru digeser. Apa tidak ironis? Masyarakat Pasundan tentu merasa dikhianati,” katanya.
Baca Juga: Sinopsis dan Daftar Pemain Film Pengin Hijrah, Drama Religi Penuh Makna yang Tayang 30 Oktober 2025
Selain itu, aroma nepotisme—jabatan penting yang diisi oleh figur dari daerah asal pimpinan—dinilainya sebagai bukti nyata bahwa kebijakan ini tidak lahir dari prinsip meritokrasi, melainkan dari kepentingan sempit. “Kalau pola seperti ini dibiarkan, IPDN bisa berubah menjadi paguyuban daerah, bukan lagi kawah candradimuka nasional,” sindir Rahmat.