Kesaksian dari penumpang selamat menguatkan dugaan bahwa kecelakaan dipicu oleh kegagalan sistem pengereman. Desmon Lumban Gaol, salah satu korban selamat, menyebutkan bahwa sebelum kecelakaan, sopir sempat mengecek kondisi rem dan mengisi angin ban di wilayah Panyalaian, Padang Panjang.
“Saat mulai menuruni Bukit Surungan, getaran mulai terasa. Lalu tiba-tiba kecepatan meningkat, dan kami semua mulai panik,” tutur Desmon. “Sopir sempat teriak-teriak manggil kenek yang sedang tidur. Suasana benar-benar kacau,” tambahnya.
Bus kemudian menghantam tembok pinggir jalan sebelum akhirnya terguling ke sisi kiri jalan. Sejumlah penumpang berteriak histeris, dan banyak yang terjebak di dalam badan bus. Desmon sendiri berhasil keluar dan menyelamatkan diri ke sebuah warung makan di sekitar lokasi.
Kapolres Padang Panjang, AKBP Kartyana Widyarso Wardoyo Putro, menyampaikan bahwa dua sopir dan satu kernet bus telah diamankan dan langsung menjalani tes urine oleh tim Satresnarkoba. Namun hingga Selasa sore, hasil pemeriksaan tersebut belum dirilis.
“Tes urine sudah dilakukan, tapi hasilnya masih diproses oleh Satresnarkoba,” jelas Kapolres. Ia juga menyampaikan bahwa salah satu sopir belum sadarkan diri karena mengalami cedera serius di bagian kepala.
Proses olah TKP masih dilakukan oleh tim Traffic Accident Analysis untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan. Sementara itu, evakuasi bangkai bus dan pembersihan jalur terus dilakukan agar arus lalu lintas di sekitar lokasi kejadian kembali normal.