Kisah Itachi Shinden: Tragedi Pengorbanan dan Filsafat Hidup Sejati Seorang Uchiha

BeritaBandungRaya.com – Nama Itachi Uchiha sudah lama melekat sebagai salah satu karakter paling tragis sekaligus filosofis dalam dunia Naruto. Namun lewat seri novel Itachi Shinden karya Takashi Yano, sosok Itachi digambarkan jauh lebih manusiawi, penuh dilema, dan sarat makna hidup.

Novel yang diterbitkan oleh VIZ Media ini terbagi menjadi dua volume utama — Book of Bright Light dan Book of Dark Night. Keduanya menggali perjalanan hidup Itachi, dari masa kecilnya yang penuh ambisi dan kepolosan, hingga masa dewasa di mana ia harus menanggung beban moral yang tak terpikul oleh siapa pun.

BACA JUGA : “Ballerina (2025)”: Film Aksi Turunan John Wick Tampilkan Ana de Armas dan Keanu Reeves

Mengenal Dua Sisi Itachi: Cahaya dan Kegelapan

Dalam Book of Bright Light, pembaca diajak menyelami masa muda Itachi.
Diceritakan bagaimana bocah jenius ini menyaksikan kekejaman Perang Dunia Shinobi Ketiga, yang membentuk pandangannya tentang perdamaian dan penderitaan.
Ia tumbuh dengan ambisi untuk menghentikan siklus perang—namun idealismenya mulai terkikis oleh kenyataan politik di balik tembok Konoha.

Sementara Book of Dark Night menyingkap sisi gelap Itachi sebagai anggota Anbu dan kemudian Akatsuki. Di sini, pembaca disuguhkan pergulatan batin antara loyalitas, cinta, dan kewajiban. Itachi bukan sekadar pembunuh klan, melainkan seorang pengorban sejati yang memilih reputasi buruk demi menyelamatkan desa dan adiknya, Sasuke.

Tragedi yang Tak Pernah Lenyap: Pengorbanan Seorang Kekasih

Salah satu bagian paling mengguncang dari novel ini adalah kisah pembunuhan Izumi Uchiha, kekasih Itachi.
Dengan menggunakan teknik Tsukuyomi, Itachi memberikan Izumi mimpi indah tentang kehidupan yang tak pernah sempat mereka jalani — menjadi istri, menjadi ibu, hidup damai — sebelum akhirnya Izumi meninggal tenang di pelukannya.

Adegan ini menjadi simbol pengorbanan cinta paling menyayat dalam semesta Naruto.
Itachi bukan hanya membunuh dengan tangan, tetapi juga menanggung luka batin yang tak bisa disembuhkan oleh waktu.