Cuplikan dari kamera warga menunjukkan pesawat terbang sangat rendah, masih dengan roda pendarat terbuka, sebelum akhirnya menghantam kawasan permukiman. Area yang terdampak mencakup asrama mahasiswa, rumah staf, dan beberapa rumah warga. Seorang ibu bernama Ramila menceritakan bahwa anaknya, mahasiswa B.J. Medical College, berhasil selamat setelah melompat dari lantai dua asrama.
Bandara Ahmedabad sempat ditutup sementara menyusul insiden tragis ini, dan kini telah kembali dibuka secara terbatas. Proses identifikasi jenazah terus dilakukan. Otoritas setempat mengimbau keluarga korban memberikan sampel DNA guna mempercepat identifikasi. Sekretaris Kesehatan Negara Bagian, Dhananjay Dwivedi, menyatakan bahwa puluhan jenazah masih belum dapat dikenali.
Penyelidikan terhadap penyebab kecelakaan kini ditangani secara intensif. GE Aerospace telah mengirim tim ke India untuk menginvestigasi mesin pesawat, sementara Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) turut mengirim delegasi. Konsultan keselamatan penerbangan dari AS, Anthony Brickhouse, mengungkapkan bahwa kondisi roda pendarat yang belum tertutup menunjukkan kemungkinan adanya masalah mekanis sejak awal penerbangan.
Saham Boeing merosot hingga 5% usai tragedi ini, menambah beban bagi produsen pesawat tersebut yang masih berjuang memulihkan kepercayaan publik setelah berbagai insiden keselamatan dalam beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA: Lengkap! Ini Daftar 29 Peserta yang Lolos Audisi D’Academy 7 Indosiar
Maskapai Air India sendiri kini dimiliki oleh Tata Group setelah diakuisisi dari pemerintah pada 2022. CEO Tata Group, N. Chandrasekaran, dalam pernyataan resminya menyampaikan belasungkawa dan menjanjikan bantuan penuh kepada keluarga korban. “Kami akan memberikan kompensasi sebesar 10 juta rupee kepada setiap keluarga korban, menanggung seluruh biaya medis korban luka-luka, serta membantu membangun kembali fasilitas yang rusak,” ujarnya.