Kol, Brokoli, dan Terong Goreng Bisa Picu Kanker? Ini Penjelasan Para Ahli Gizi

BeritaBandungRaya.com – Media sosial ramai membahas soal potensi bahaya dari sayuran goreng, khususnya kol, brokoli, dan terong. Unggahan viral menyebutkan bahwa menggoreng sayuran tersebut bisa meningkatkan risiko kanker, obesitas, hingga penyakit jantung. Lantas, seberapa benarkah klaim ini?

BACA JUGA: 3 Resep Ayam Kecap Favorit: Gurih Legit dengan Bumbu Meresap

Berbagai ahli gizi angkat bicara dan memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai isu tersebut.

Bukan Sayurannya, Tapi Minyaknya!

Prof. Dr. Ali Khomsan, Guru Besar Pangan dan Gizi dari IPB, mengungkapkan bahwa bahaya utama dari sayuran goreng bukan terletak pada sayurannya, melainkan pada cara pengolahannya, terutama jenis dan kondisi minyak yang digunakan.

Menggoreng dengan suhu tinggi, apalagi memakai minyak jelantah (minyak bekas yang dipakai berulang), bisa merusak kandungan nutrisi penting dalam sayur, seperti vitamin C, dan bahkan menghasilkan senyawa berbahaya. “Minyak yang sudah digunakan berulang kali bisa menghasilkan senyawa pemicu tumor, seperti yang terbukti dari penelitian pada hewan,” jelas Prof. Ali.

Waspadai Acrylamide dan Zat Kimia Berbahaya Lain

Dr. Tan Shot Yen, dokter dan ahli gizi masyarakat, menjelaskan bahwa makanan tinggi pati seperti kentang, tepung, atau sayur yang dilapisi tepung, saat digoreng akan menghasilkan acrylamide—zat kimia yang terbentuk saat makanan dipanaskan pada suhu tinggi. Zat ini memiliki potensi karsinogenik, alias bisa memicu kanker.

Selain itu, proses penggorengan juga menghasilkan HCAs (Hetero-Cyclic-Amines) dan PAHs (Polycyclic-Aromatic-Hydrocarbons), dua zat mutagenik yang berpotensi merusak struktur DNA dalam tubuh. “Semakin lama digoreng dan semakin tinggi suhunya, semakin banyak zat berbahaya yang terbentuk,” terang dr. Tan.