NASA Turun Tangan: Observasi Skala Besar dari Luar Angkasa
Fenomena langka ini memicu perhatian besar dari lembaga antariksa dunia. NASA menugaskan sejumlah instrumen canggih untuk mengamati komet ini dari berbagai sudut.
Beberapa aset yang ikut serta antara lain: Teleskop Luar Angkasa Hubble, James Webb Space Telescope (JWST), TESS, Swift, SPHEREx, hingga wahana Mars Perseverance dan Curiosity.
Dari luar orbit Bumi, wahana seperti Lucy, Psyche, Parker Solar Probe, Europa Clipper, serta kolaborasi ESA/NASA seperti SOHO dan JUICE, juga dijadwalkan ikut memantau aktivitas 3I/ATLAS.
Hubble Menangkap Momen Langka
Pada 21 Juli 2025, Hubble Space Telescope berhasil mengabadikan citra menakjubkan komet 3I/ATLAS dari jarak 277 juta mil (sekitar 445 juta km).
Gambar tersebut menunjukkan kepompong debu berbentuk tetesan air mata yang menyelimuti inti komet yang padat dan dingin.
Karena Hubble mengikuti pergerakan komet, bintang-bintang di latar belakang tampak seperti garis-garis cahaya, memperlihatkan kecepatan luar biasa objek ini saat melintas.
Dari hasil pengamatan hingga Agustus 2025, para ilmuwan memperkirakan ukuran inti 3I/ATLAS memiliki diameter maksimum 5,6 kilometer, meski bisa sekecil 440 meter — perbedaan yang masih diteliti lebih lanjut karena keterbatasan jarak dan intensitas cahaya.
BACA JUGA : Iran Kecam Keputusan AS Hidupkan Kembali Uji Coba Nuklir: “Langkah Regresif dan Berbahaya”
Jendela Langka untuk Meneliti Asal Usul Alam Semesta
Para astronom menyebut 3I/ATLAS sebagai “pesan kosmik dari luar tata surya”. Setiap komet antarbintang membawa petunjuk tentang bahan dasar pembentuk sistem bintang lain di galaksi kita.
Melalui pengamatan gabungan berbagai instrumen NASA, para ilmuwan berharap bisa memahami komposisi, struktur, dan perilaku material antarbintang — hal yang tak bisa dipelajari dari komet lokal saja.
Meski hanya melintas sebentar, kehadiran 3I/ATLAS menjadi pengingat bahwa tata surya kita bukan entitas terisolasi, melainkan bagian dari jaringan luas galaksi yang terus saling berinteraksi.***
