Komnas Perempuan Soroti Penurunan Angka Pernikahan di Indonesia, Fenomena Sosial Baru di Kalangan Usia Produktif

BeritaBandungRaya.com – Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengungkapkan adanya penurunan signifikan angka pernikahan di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Fenomena ini terjadi meskipun populasi usia produktif yang siap menikah justru terus meningkat.

Komisioner Komnas Perempuan, Alimatul Qibtiyah, menyampaikan hal tersebut dalam acara “Ruang Asa” yang digelar oleh BEM KM FISIP Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), akhir pekan lalu. Menurutnya, data menunjukkan penurunan tajam jumlah pernikahan nasional dari 2,01 juta pasangan pada 2018 menjadi 1,5 juta pasangan pada 2023.

BACA JUGA : OJK Dorong Akses Keuangan untuk Semua, Cegah Penipuan dan Tingkatkan Kesejahteraan Warga Jabar

“Penurunan setengah juta pasangan dalam waktu singkat ini adalah sinyal serius yang tidak bisa diabaikan. Kondisi ini perlu disikapi dengan bijaksana,” ujar Alimatul.

Tren Baru: Menunda Pernikahan dan Pilihan Child-Free

Alimatul menjelaskan bahwa fenomena sosial ini tidak berdiri sendiri, melainkan beriringan dengan dua kecenderungan ekstrem di masyarakat: perempuan mapan yang memilih tidak menikah dan meningkatnya angka perkawinan anak di sejumlah daerah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penduduk Indonesia berusia 20–34 tahun, yang secara demografis masuk usia produktif menikah, justru meningkat. Namun, angka pernikahan mengalami penurunan tajam, dengan rata-rata usia menikah kini di atas 30 tahun.

“Banyak perempuan kini memilih fokus pada karier, pendidikan, atau bahkan memilih konsep child-free marriage karena alasan pribadi dan lingkungan,” tutur Alimatul.

Ia mengungkapkan, sebagian pasangan memilih tidak memiliki anak karena berbagai alasan, mulai dari kekhawatiran terhadap dampak lingkungan hingga trauma masa kecil.

“Ada yang merasa membawa anak ke dunia berarti menambah beban ekologis, ada juga yang mengalami trauma emosional. Kita harus memahami alasan-alasan ini secara manusiawi,” imbuhnya.