Konflik Thailand–Kamboja Memanas, 14 Tewas dan Puluhan Ribu Mengungsi, Perang Semakin Brutal

BeritaBandungRaya.com Perang di perbatasan Thailand dan Kamboja terus memanas dengan serangan artileri, roket, hingga jet tempur yang dikerahkan kedua belah pihak. Konflik yang berakar pada sengketa wilayah di sekitar kompleks kuil kuno ini kini berkembang menjadi krisis diplomatik serius, memaksa ribuan warga mengungsi.

Pertempuran paling sengit tercatat terjadi di sekitar kompleks kuil Hindu Khmer Ta Muen Thom dan kawasan Segitiga Zamrud, pertemuan perbatasan Thailand, Kamboja, dan Laos yang selama puluhan tahun menjadi titik perselisihan.

Thailand dan Kamboja Saling Tuduh Sebagai Pemicu Perang

Militer Thailand menuduh Kamboja sebagai pihak pertama yang memulai serangan. “Pasukan Kamboja mengerahkan drone pengintai sebelum menembakkan roket dan artileri ke wilayah kami,” kata Wakil Juru Bicara Militer Thailand, Richa Suksuwanon.

Sebagai balasan, Thailand mengerahkan enam jet tempur F-16 Fighting Falcon dari Provinsi Ubon Ratchathani untuk menyerang dua target militer Kamboja. “Dua target berhasil dihancurkan dalam operasi udara,” tambahnya.

BACA JUGA: IHGMA DPD Jabar Gelar Seminar Hukum di Perhotelan, Bekal Penting bagi General Manager agar Tak Terjebak Masalah Hukum

Di sisi lain, Kamboja menegaskan bahwa pasukannya hanya melakukan tindakan defensif. “Pasukan kami bertindak dalam kerangka bela diri setelah pasukan Thailand lebih dahulu melanggar kedaulatan wilayah,” demikian pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Kamboja.

Perdana Menteri Hun Manet bahkan menyebut Kamboja dipaksa untuk membalas agresi militer Thailand. “Kami selalu mengutamakan jalan damai, tetapi kami tidak punya pilihan selain mempertahankan kedaulatan negara,” ujarnya.

Hubungan Diplomatik Terburuk dalam Satu Dekade

Konflik bersenjata ini semakin memperkeruh hubungan diplomatik kedua negara. Thailand menarik pulang duta besarnya dari Phnom Penh dan mengusir duta besar Kamboja dari Bangkok. Sebagai balasan, Kamboja juga menurunkan hubungan diplomatik ke level terendah dengan menarik sebagian besar diplomatnya.