Konflik Thailand–Kamboja Memanas, 14 Tewas dan Puluhan Ribu Mengungsi, Perang Semakin Brutal

Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, menyebut situasi harus ditangani secara hati-hati. “Kami akan mengikuti hukum internasional dan tetap mengutamakan kedaulatan negara,” katanya.

BACA JUGA: Hasil D’Academy 7 Malam Tadi: Lolos Top 30 Grup 1 Mila hingga Robi Melaju, Yulia Tersenggol

Langkah serupa diambil oleh Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh yang meminta warganya segera meninggalkan Kamboja demi alasan keamanan.

Korban Jiwa dan Gelombang Pengungsi

Pertempuran yang berlangsung sejak Kamis (24/7) telah menewaskan sedikitnya 14 orang di pihak Thailand, termasuk seorang anak laki-laki berusia delapan tahun. Sementara media Kamboja melaporkan sejumlah warganya juga menjadi korban dalam serangan udara Thailand.

Pemerintah Thailand telah mengevakuasi 40.000 warga dari 86 desa di wilayah perbatasan, sementara Kamboja memindahkan 20.000 orang dari Provinsi Preah Vihear ke pusat-pusat penampungan darurat.

Kepala Distrik Sutthiroj Charoenthanasak di Surin mengatakan proses evakuasi terkendala serangan roket Kamboja yang menghantam desa-desa saat warga bersiap meninggalkan rumah. “Empat orang terluka, dua di antaranya meninggal di rumah sakit,” ungkapnya.

Gubernur Preah Vihear, Kim Rithy, juga mengonfirmasi bahwa ribuan warganya mengungsi ke pusat keamanan pagoda dan zona aman khusus setelah serangan udara Thailand.

BACA JUGA: Rundown Resmi Super Music Break Out Day 2025 Dirilis, Bandung Bersiap Jadi Pusat Ledakan Musik Nasional

ASEAN dan China Serukan Perdamaian

Konflik ini memantik perhatian internasional. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menawarkan diri untuk membantu mendorong dialog damai.