Perdana Menteri Malaysia sekaligus Ketua ASEAN, Anwar Ibrahim, mendesak kedua negara segera menahan diri. “Eskalasi konflik harus dihentikan agar tidak membawa dampak kemanusiaan yang lebih besar,” tegasnya.
Akar Konflik Tak Kunjung Usai
Perselisihan Thailand dan Kamboja sudah berlangsung lama, berakar pada klaim tumpang tindih atas peta warisan kolonial sepanjang 817 kilometer perbatasan. Sengketa serupa pernah memicu bentrokan pada 2008–2011 yang menewaskan sedikitnya 34 orang.
Ketegangan terbaru dipicu oleh insiden baku tembak pada Mei lalu yang menewaskan seorang tentara Kamboja, serta ledakan ranjau darat yang melukai lima prajurit Thailand pekan lalu. Bangkok menuduh Kamboja menanam ranjau baru, sementara Phnom Penh menegaskan ledakan disebabkan ranjau lama sisa perang.
Dengan situasi yang kian memburuk, banyak pihak menilai perang perbatasan Thailand–Kamboja ini berpotensi menjadi konflik berkepanjangan jika diplomasi gagal dijalankan.***