Bayangan Armada AS di Sekitar Venezuela
Investigasi BBC Verify mengungkap sedikitnya 10 kapal perang AS beroperasi di perairan Karibia hingga 23 Oktober. Armada itu termasuk:
-
USS Lake Erie, kapal penjelajah berpeluru kendali,
-
MV Ocean Trader, kapal pendukung operasi pasukan khusus,
-
Pesawat tempur F-35 dan drone MQ-9 Reaper,
-
Pesawat pengebom B-52 dan pesawat pengintai P-8 Poseidon yang sempat beroperasi dekat wilayah udara Venezuela.
Kehadiran kekuatan sebesar itu membuat para analis menilai ini sebagai pengerahan militer terbesar di Karibia sejak invasi AS ke Panama tahun 1989.
Misi CIA dan Tujuan Politik yang Tersembunyi
Sumber di Washington mengungkap CIA telah diberi izin menjalankan operasi rahasia di Venezuela.
Menurut mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS Ned Price, misi itu bisa mencakup sabotase infrastruktur, pendanaan oposisi, dan operasi penggulingan rezim.
Pakar kebijakan Amerika Latin Dr. Sabatini menilai bahwa “misi militer AS ini bukan tentang narkoba — tapi tentang menjatuhkan rezim yang dianggap kriminal oleh Washington.”
BACA JUGA : FAO: Indonesia Naik ke Peringkat ke-3 Dunia Sebagai Penghasil Kopi Terbesar
Bayang-Bayang Intervensi dan Ketidakpastian Regional
Hingga kini, pemerintah AS belum membeberkan bukti kuat soal keterlibatan langsung Maduro dalam kartel narkoba.
Namun, kasus dua keponakan istri Maduro yang dihukum di AS pada 2016 atas penyelundupan kokain — lalu dibebaskan dalam pertukaran tahanan — terus menjadi amunisi politik bagi Washington.
Pengamat menilai, langkah AS ini mengingatkan pada pola klasik intervensi Amerika di Amerika Latin yang kerap diawali dalih moral seperti “perang melawan narkoba” atau “penegakan demokrasi.”
Profesor Albertus dari Universitas Georgetown menutup dengan pertanyaan yang menggantung:
“Kalau tujuan akhirnya menjatuhkan Maduro, pertanyaannya bukan apakah, tapi seberapa jauh AS siap melangkah — dan berapa lama mereka sanggup mempertahankan kekuatan sebesar itu di Karibia.”**






