Makna dan Tradisi Malam 1 Suro: Dari Spiritualitas Jawa hingga Pesan Islam dalam Bulan Muharram

Sejarah penetapan malam 1 Suro dalam kalender Jawa juga menarik untuk ditelusuri. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1644 M memadukan kalender Saka dengan kalender Hijriah, guna memperluas syiar Islam dan menyatukan rakyat Jawa dalam menghadapi penjajahan. Sejak saat itu, tanggal 1 Suro ditetapkan sebagai awal tahun dalam kalender Jawa-Islami.

Berbagai tradisi turut mewarnai malam Suro, seperti tirakat, ziarah kubur, tahlilan, hingga kirab budaya yang digelar di berbagai daerah. Di kalangan perguruan silat, malam ini juga dijadikan momen penting untuk refleksi dan spiritual training. Tradisi ini dikenal sebagai malam suroan.

Dengan demikian, malam 1 Suro bukan sekadar malam pertama dalam penanggalan Jawa. Ia adalah titik temu antara budaya, sejarah, dan ajaran agama. Di satu sisi, ia mengingatkan akan pentingnya melestarikan tradisi, di sisi lain mengajak umat untuk memaknai awal tahun sebagai momentum hijrah menuju kehidupan yang lebih baik.

BACA JUGA: Profil Dimas Anggara, Aktor Ternama yang Kini Jadi Sorotan Usai Diduga Tampar Kiesha Alvaro

Disclaimer: Waktu pelaksanaan malam 1 Suro dapat berbeda berdasarkan metode penetapan kalender oleh masing-masing otoritas. Harap mengacu pada pengumuman resmi dari lembaga keagamaan.***