May Day 2025, 200 Ribu Buruh Akan Kepung Monas: Ini Tuntutan dan Aksi yang Akan Dihadiri Presiden Prabowo

Demo buruh tahun ini turut diikuti berbagai komunitas, termasuk ojek online, juru parkir, pedagang kaki lima, hingga mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan buruh telah menjadi gerakan kolektif lintas profesi.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Jumhur Hidayat, menegaskan bahwa tuntutan penghapusan outsourcing tidak bisa ditawar. “Kalau pekerjaan inti malah dialihkan ke outsourcing, itu jelas merugikan buruh,” kata Jumhur dalam konferensi persnya.

Selain itu, KSPSI juga menyoroti isu pesangon tidak adil, upah di bawah standar kelayakan, dan perlunya pengakuan resmi terhadap keberadaan pengemudi ojek online dalam sistem ketenagakerjaan nasional.

Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) lainnya, Andi Gani Nena Wea, mengajak semua buruh untuk merayakan May Day 2025 secara damai. “Tunjukkan bahwa kita mampu bersuara tanpa kekerasan. Kita suarakan hak kita dengan cara yang bermartabat,” serunya.

BACA JUGA: Kuliah Jalur Mandiri Tak Lagi Mahal: Begini Cara Daftar KIP Kuliah 2025

Menilik sejarahnya, Hari Buruh Internasional ditetapkan sejak 1 Mei 1889 oleh Kongres Buruh Internasional di Paris sebagai penghormatan atas perjuangan buruh di Haymarket, Chicago. Di Indonesia sendiri, Hari Buruh pertama kali diperingati pada 1 Mei 1918 di Semarang, sebelum sempat dilarang pada era Orde Baru dan akhirnya ditetapkan kembali sebagai hari libur nasional pada tahun 2013.

Dalam konteks tersebut, May Day bukan sekadar hari libur, melainkan simbol perjuangan dan solidaritas kelas pekerja. Aksi yang digelar setiap 1 Mei ini menjadi ruang untuk menyuarakan keadilan sosial, perlindungan kerja, dan pemerataan kesejahteraan.